
#Topbisnisonline – #Case Study: #Optimasi Funnel Iklan untuk #Produk Fisik di #E‑commerce – Dalam dunia e-commerce yang semakin kompetitif, #pengiklan dituntut untuk lebih cerdas dalam mengelola #iklan agar mendapatkan hasil maksimal dengan biaya minimal. Salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan mengoptimasi funnel iklan. Artikel ini membahas studi kasus optimasi funnel iklan untuk produk fisik di e-commerce, mulai dari masalah awal hingga hasil akhir yang didapatkan.
Baca Juga: Menggunakan AI untuk Optimasi Judul & Deskripsi Iklan (Beyond ChatGPT)

Latar Belakang Kasus
Sebuah brand lokal di bidang aksesoris fashion (jam tangan kulit) mengalami penurunan konversi dari iklan Facebook Ads meskipun biaya iklan terus meningkat. Tim marketing menyadari adanya masalah dalam funnel iklan yang kurang efektif, khususnya pada bagian middle dan bottom funnel yang tidak cukup mendorong konversi.
Target:
- Menurunkan Cost Per Purchase (CPP) sebesar 30%.
- Meningkatkan Conversion Rate (CR) minimal 20%.
- Meningkatkan Return on Ad Spend (ROAS) dari 2x ke 4x.
Baca Juga: Iklan Programmatic: Cara Memulai & Tools yang Harus Dicoba
Analisis Masalah
Dari audit awal ditemukan beberapa masalah utama:
- Funnel iklan hanya fokus pada cold audience tanpa retargeting yang efektif.
- Copywriting dan creative tidak menyesuaikan tahap funnel pembeli.
- Landing page kurang optimal dengan waktu loading lama dan CTA tidak jelas.
- Tidak ada segmentasi pengunjung berdasarkan perilaku di website.
Strategi Optimasi Funnel
Optimasi dilakukan dengan membagi funnel menjadi tiga tahap utama: Awareness, Consideration, dan Conversion.
1. Awareness (Top of Funnel)
- Menggunakan video pendek berdurasi 15 detik untuk menjangkau cold audience.
- Targeting interest yang relevan: fashion, jam tangan, aksesori pria/wanita.
- Fokus pada storytelling tentang keunggulan produk lokal dan kualitas bahan.
- Objective iklan: Video Views & Traffic.
Hasil: CPM (Cost Per Mille) rendah dan video mendapatkan banyak interaksi awal dengan biaya hemat.
2. Consideration (Middle of Funnel)
- Retargeting penonton video >50% dan pengunjung website 7 hari terakhir.
- Menggunakan carousel ads dan koleksi produk.
- Menambahkan social proof: review pelanggan, testimoni, dan badge “Best Seller”.
- Objective iklan: Add to Cart & Initiate Checkout.
Hasil: CTR meningkat 35%, cost per add to cart turun hingga 28%.
3. Conversion (Bottom of Funnel)
- Retargeting keranjang yang ditinggalkan (abandoned cart) dengan urgency: promo 10% untuk checkout dalam 24 jam.
- Menggunakan dynamic product ads (DPA) untuk menampilkan produk yang terakhir dilihat oleh calon pembeli.
- Objective iklan: Purchase.
Hasil: Conversion rate naik dari 2,5% ke 5,8%, ROAS meningkat signifikan.
Optimalisasi Tambahan
Selain funnel iklan, dilakukan beberapa perbaikan tambahan:
- Optimasi landing page: loading di bawah 3 detik, tombol CTA lebih menonjol.
- Penambahan live chat support.
- Email remarketing untuk pengunjung website tanpa transaksi.
Hasil Akhir
Setelah 60 hari optimasi funnel iklan, hasil yang didapatkan:
- Cost Per Purchase turun 38%.
- Conversion Rate meningkat 62%.
- ROAS naik dari 2x menjadi 4,5x.
- Penjualan meningkat secara konsisten meskipun budget iklan tidak ditambah secara signifikan.
Baca Juga: Mengukur ROAS dan LTV dalam Kampanye Iklan Paid Media
Kesimpulan
Optimasi funnel iklan terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja kampanye e-commerce untuk produk fisik. Kuncinya adalah memahami perilaku audiens di setiap tahap funnel, menyediakan konten yang relevan, dan melakukan retargeting yang cerdas. Dengan pendekatan sistematis seperti studi kasus ini, brand dapat meningkatkan efisiensi iklan dan mendapatkan penjualan lebih tinggi dengan biaya lebih rendah.