Dewasa
ini persaingan bisnis seluler ketat. Kalau tidak jeli membaca selera
pasar alamat akan tertinggal. Nah, Puser Cell milik Ade Irwan dan istri
piawai memanfaatkan peluang itu. Ketika kebutuhan seluler tinggi, mereka
memadukan servis dan penjualan seluler. Bagaimana ceritanya? Kalau
bicara seluler, ibarat kebutuhan hidup, hanya setingkat di bawah beras.
Orang sanggup tak bersabun ketika mandi, tapi jelas sulit tidur kalau
pulsa tak ada. Ya, memang demikianlah kondisi sekarang. Tanpa seluler
orang hidup seperti tanpa denyut. Karena hampir semua aktivitas
melibatkan teknologi satu ini. ”Melihat kebutuhan masyarakat itu
makanya saya berani buka usaha seluler,” kata Ade kepada Padang Ekspres
di tokonya Plasa Andalas lantai II, kemarin (14/3). Dia membuka usaha
tersebut sejak 2008 lalu. Sebelumnya Ade merintis usahanya di Depok. Nama
Puser Cell diambil dari pusat servis, karena awalnya Ade mendesain
tokonya untuk servis. Kemudian digabungkan dengan penjualan telepon
seluler, sehingga berdirilah Puser Cell. Agar mempunyai ciri khas
dan berbeda dengan kebanyakan toko seluler lainnya, dia menggabungkan
antara servis dan jual beli seluler. Dengan begitu, pembeli tidak perlu
repot ketika harus menservis telepon genggamnya, upgrade, maupun
penambahan program. Serta didukung peralatan lengkap untuk memberikan
pelayanan, hasilnya cukup maksimal sehingga banyak pelanggannya yang
loyal. ”Dengan menggabungkan keduanya, pelayanan bisa diberikan
maksimal. Apa yang diinginkan pelanggan bisa kami penuhi di sini,
terutama menyangkut pemrograman,” katanya Namun, usaha Ade
tersebut sempat hampir gulung tikar karena gempa September 2009 lalu.
Tetapi karena merasa sudah cocok dengan usaha tersebut, Ade bertekad
tidak goyah. Dengan kemauan dan kerja keras dia bisa bangkit kembali
dengan usaya selulernya. ”Pasar di Padang itu cukup menjanjikan.
Terutama karena gaya hidup masyarakat Padang yang sudah seperti di Jawa.
Sudah kayak orang Bandung. Makanya bisnis seluler terus berkembang
dengan baik di sini,” katanya. Dia menyebut untuk saat ini,
seluler dengan tipe smartphone semacam BlackBerry (BB), Android, maupun
tablet sangat diminati. ”Itu bagi kalangan menengah ke atas, sangat
laris. Untuk kalangan bawah produk handpone China masih laris,”
sebutnya. Untuk penjualan, dia mengatakan selalu ada peningkatan
setiap tahun. Namun memang belum mencapai penjualan setinggi sebelum
gempa 2009. ”Kalau dibandingkan sebelum gempa, penjualan sudah mencapai
sekitar 60 persen lah,” sebutnya. Dalam sehari dia mengaku bisa
menjual lima atau enam unit telepon genggam. Jika weekend (Sabtu atau
Minggu) penjualan bisa lebih meningkat. Tetapi tidak lebih dari sepuluh
unit dalam sehari. Peningkatan itu menurutnya cukup wajar mengingat
ekonomi Sumbar baru pulih. Ade mengatakan keunggulan Puser Cell
adalah dalam pelayanan program. Misalnya untuk konsumen yang membeli BB
sudah include dengan upgrade program, OS, serta aplikasi lainnya.
Sehingga konsumen mendapatkan kenyamanan dalam belanja barang. (*/Padang
Ekspres) |