Ketika
Anda ingin membangun usaha, Anda tentu membutuhkan rekan. Ia bisa
datang dari keluarga, bisa pula dari teman yang memiliki kesamaan visi.
Namun bahkan partner yang sudah sangat Anda kenal pun, bisa menggagalkan
usaha Anda. Mengapa demikian? Boleh jadi karena ia terlalu menuntut
sesuatu dari bisnis yang Anda jalankan.
Menurut Scott D. Gerber,
CEO Gerber Entertainment dan kolumnis Young Entrepreneur, dari setiap
kemitraan yang tumbuh subur, ada ribuan yang berjalan stagnan, bubar,
tidak berfungsi, atau bahkan berakhir di pengadilan. Menuntut seorang
partner untuk melakukan pekerjaan dasar saja bahkan bisa menyebabkan
kemitraan menjadi bermasalah. Apakah Anda sudah menjalankan tugas Anda?
Apakah Anda siap mempercayakan keamanan finansial Anda pada orang lain
yang kepribadian, etos kerja, dan jiwa kewirausahaannya tidak teruji?
Apakah ia memiliki visi yang sama dengan Anda, yaitu memberikan layanan
terbaik untuk pelanggan, atau hanya ingin mencari keuntungan?
Sebelum
Anda memutuskan memilih seseorang untuk menjadi partner usaha, simak
beberapa tipe mitra bisnis terburuk yang sebaiknya dihindari.
Tipe karyawan Mereka
ini wirausahawan baru yang memiliki latar belakang kerja cukup baik.
Namun mereka akan menuntut penghasilan yang cepat, mendapat penggantian
biaya kesehatan, dan harus pulang ke rumah on time. Mereka tidak terlalu Mandiri,
dan tidak tahu bagaimana harus mengembangkan bisnis tanpa instruksi
dari Anda. Selain itu, jika bisnis tidak segera memperlihatkan hasilnya,
mereka mudah menyerah dan berniat kembali bekerja di kantor. Habis,
mereka kan butuh uang untuk membayar dana pendidikan anak?
Tip:
Orang yang ogah rugi, yang tidak ingin memprioritaskan bisnisnya, tidak
akan menjadi partner yang produktif. Jangan mengambil risiko dengan
mengajak seorang teman yang tidak bisa berkomitmen mengenai waktu,
energi, dan keuangan.
Tipe perfeksionis Ia
mau segalanya sempurna, sebelum menjadwalkan tanggal peluncuran produk
secara resmi. Setiap saat ia akan meriset kompetitor, membangun
studi-studi kasus di industri yang digelutinya, dan memperbaiki business
plan-nya yang setebal 150 halaman. Orang yang perfeksionis ingin bisnis
baru ini segera berjalan, tapi masih merasa ada sesuatu yang tidak
berjalan baik. Ia akan mengadakan survei yang komprehensif dan
mengirimkannya kepada kolega, teman-teman, dan keluarganya, untuk
membantu mematangkan konsepnya.
Tip: Perencanaan yang baik saat
ini selalu lebih baik daripada perencanaan sempurna yang dilakukan
belakangan. Jauhkan diri dari orang yang suka menunda-nunda pekerjaan.
Tipe “selalu benar” Ia
selalu menjadi orang pertama yang mengatakan bahwa ia tak pernah salah.
Kalimat favoritnya adalah, “Kalau aku sih….” Ia jarang mendiskusikan
proses pembuatan keputusannya karena ia menganggap diskusi kadangkala
bisa melemahkan. Ia senang merendahkan partner yang tidak setuju dengan
pendapatnya, dan membuat keputusan tanpa memberitahukannya. Lucunya,
ketika rencananya tidak berjalan sesuai kehendaknya, orang ini akan
menyalahkan orang lain.
Tip: Komunikasi adalah kunci kesuksesan kemitraan. Anda perlu mencari orang yang bisa bekerja sama, bukan diktator.
Tipe CEO Orang
bertipe CEO selalu terdorong untuk memberitahu siapapun bahwa ia
seorang CEO, meskipun nilai perusahaannya lebih rendah daripada yang dia
gambarkan dalam kartu namanya. Ia senang menghadiri jamuan makan,
menulis namanya dengan font yang indah, dan menyimpan majalah-majalah
otomotif yang glossy di atas meja yang terjangkau pandangan
pelanggannya. Yang tidak disukainya hanya bekerja.
Tip: Membangun
image memang penting, tetapi perusahaan yang sukses tidak dibangun
hanya dengan modal bicara atau kemewahan semacam itu. Hindari rekan
kerja yang egois, yang hanya bisa bicara tanpa bekerja yang
sesungguhnya.
Tipe pemimpi Orang
ini akan selalu mengatakan, “Suatu hari, kalau kita sudah kaya….” Ia
selalu menyatakan keinginan untuk pensiun pada usia 40 tahun, dan
bagaimana ia ingin menghabiskan tabungannya untuk traveling. Masalahnya,
si pemimpi ini sesungguhnya tidak tahu bagaimana harus menjaga
bisnisnya tetap berjalan bulan depan.
Tip: Tak ada yang salah
dengan bermimpi. Namun kesuksesan dan penghasilan besar didapat dari
kerja keras dan ketekunan, bukan mimpi siang bolong yang berlebihan.
Seorang partner harus selalu positif dan optimis, namun ia juga harus
fokus dan realistis.
Tipe penghambur Ia
selalu bersikap seolah perusahaan Anda telah berkembang besar seperti
perusahaan dimana ia bekerja sebelumnya. Tipe ini tidak bisa hidup tanpa
gaji dua digit, kantor yang rapi, dan segala fasilitas kesejahteraan
karyawan yang lengkap. Uang tidak dianggap masalah ketika merasa harus
menjamu relasi atau terbang dengan penerbangan first class. Ia juga
dengan gampangnya mengundang Anda ke salah satu jamuan makan mewah yang
dibayarnya dengan kartu kredit perusahaan.
Tip: Partner yang baik
akan selalu bertanggung jawab dengan setiap rupiah yang digunakannya
untuk perkembangan perusahaan, bukan gaya hidup pribadinya.
Tipe “masalah pribadi” Partner
semacam ini selalu saja mempunyai cerita sedih. Pada saat perusahaan
Anda harus melakukan presentasi dalam suatu pertemuan kewirausahaan,
anaknya sakit dan pembantu rumah tangganya sedang pulang kampung. Ia bersedia datang untuk pertemuan investor minggu depan, tetapi mertuanya sedang datang ke rumah dan harus ditemani. Kemudian, ia butuh uang untuk membayar uang muka pembelian rumah untuk adiknya, dan meminjam dari perusahaan untuk dicicil bulan depannya.
Tip:
Anda tidak membangun bisnis untuk menjadi pengasuh anak atau psikiater.
Kenali latar belakang seorang partner sebelum Anda menandatangani
kontrak kerjasama dengannya. Diskusikan berbagai masalah, bisnis,
kehidupan keluarga, hingga keuangan. Jika calon partner ini tampak
bermasalah dalam hal integritas pribadi, sebaiknya segera cari
penggantinya. (*/AS)
|