Usaha bimbel masih menggiurkan

TAWARAN KEMITRAAN PENDIDIKAN: BIMBINGAN BELAJAR

Usaha bimbel masih menggiurkan

Usaha bimbel masih menggiurkan

Berdasarkan wawancara KONTAN dengan
beberapa pengelola bisnis bimbel, prospek bisnis di dunia pendidikan
sepertinya masih cerah. Namun, bisnis ini harus disertai dengan
kreativitas dan kualitas pengelolaannya.

KONTAN mengulas tiga
bimbel yang bergerak di bisnis ini. Dari tiga pemain tersebut, dua
bimbel mengalami pertumbuhan mitra dan kemajuan usaha. Namun satu
stagnan, alias tidak mengalami kemajuan. Berikut beberapa ulasannya.

Bimbel GalanUI

Waralaba
Bimbel GalanUI sudah berdiri sejak Agustus 2008. Kemudian baru pada
Juni 2010, GalanUI mulai membuka tawaran kemitraan Bimbel GalanUI.

Berdasarkan
catatan KONTAN, sampai Januari 2011, GalanUI telah memiliki empat
mitra. Setelah setahun lebih berselang, GalanUI mengalami perkembangan.

Menurut
pendiri GalanUI, Ikhsan Muttaqin, saat ini bimbel yang dikelolanya ini
sudah memiliki sembilan mitra yang tersebar di daerah Pasar Rebo,
Pekayon, Cibubur, Matraman, dan Depok. Sementara pada bulan Juni
mendatang,

GalanUI akan memiliki sebanyak 12 mitra. “Kami
targetkan tahun ini mitra bisa bertambah sebanyak tiga hingga empat
mitra,” jelasnya.

Karena mengalami kemajuan dan minat dari
masyarakat, saat ini GalanUI juga meningkatkan biaya bimbel. Jika
sebelumnya, GalanUI mematok biaya kursus sebesar Rp 135.000 per siswa
dalam sebulan, maka saat ini meningkat menjadi Rp 150.000 per bulan
untuk siswa SD, dan Rp 160.000 per bulan untuk siswa SMP. Untuk menarik
perhatian siswa, GalanUI membatasi jumlah siswa maksimal 10 orang per
kelas.

GalanUI juga menaikkan biaya investasi awal. Jika sebelumnya sebesar Rp 25 juta, saat ini menjadi Rp 40 juta. Adapun untuk royalty fee,
GalanUI memberikan kelonggaran selama enam bulan pertama mitra tidak
usah membayar royalti. Namun pada bulan ketujuh harus membayar biaya
royalti sebesar 10% dari omzet per bulan.

Ikhsan optimistis
bisnis bimbel miliknya terus mengalami kemajuan. Soalnya, GalanUI ketat
dalam mencari calon pengajar, tujuannya supaya kualitas pelajaran tetap
terjaga.

Guna meningkatkan jumlah mitra dan lebih dikenal
masyarakat, GalanUI rajin mengikuti pameran. Ikhsan bilang, tiap tahun
pihaknya selalu mengikuti pameran dari Wirausaha Muda Mandiri. “Selain
itu, kami juga aktif di komunitas-komunitas,” ujarnya.

Bimbel Salemba

Bimbel
Salemba berdiri sejak tahun 2003. Bimbel yang berbasis di Bintaro,
Tangerang Selatan itu, telah memiliki 40 mitra. Mitra Bimbel Salemba
tersebar di daerah Jabodetabek, Padang, Medan, Lampung hingga Semarang.

Jumlah
mitra Bimbel Salemba ini lumayan meningkat pesat dibanding tahun-tahun
sebelumnya. Sebagai perbandingan, saat diulas KONTAN pada 2010, Bimbel
Salemba baru memiliki sekitar 10 mitra. Salah satu daya tarik bimbel ini
ialah karena membidik segmen khusus yakni pelajar SMA atau yang ingin
sukses mengikuti seleksi masuk Universitas Indonesia. “Tapi, kami tetap
menyediakan paket bimbel tingkat SD dan SMP. Hanya saja, kami
mengutamakan untuk yang SMA atau baru lulus SMA untuk mengikuti seleksi
masuk perguruan tinggi,” ujar Kaeran, Manager Pengembangan dan Bisnis
Bimbel Salemba.

Secara umum jumlah siswa di tiap cabang Bimbel
Salemba berkisar antara 50 orang hingga 150 orang, dengan tarif paket
bimbel antara Rp 4 juta hingga Rp 7 juta per siswa. Alhasil omzet setiap
tahun ajarannya bisa mencapai Rp 200 juta – Rp 600 juta.

Adapun
laba bersih bisa mencapai 35% dari total omzet. Dengan demikian setiap
mitra diperkirakan bisa balik modal antara 1 – 2 tahun.

Adapun
paket investasi yang ditawarkan Bimbel Salemba semakin mahal. Bila dulu
investasi untuk biaya lisensi yang dikutip sekitar Rp 25 juta, kini ada
dua paket investasi yang tawarkan. Pertama, individual lisensi senilai
Rp 33 juta. Kedua, master lisensi seharga Rp 60 juta. Keduanya untuk
kerja sama selama lima tahun.

Kedua paket ini mendapatkan layanan
yang sama, mulai dari pelatihan sumber daya manusia dan promosi. Namun,
untuk individual lisensi hanya membolehkan investor membuka satu gerai
saja. Sedangkan master lisensi memungkinkan investor membuka sejumlah
gerai termasuk bekerja sama dengan pihak ketiga untuk membuka gerai lain
di satu kota.

Kaeran menambahkan, prospek bisnisnya ini masih
terbilang bagus dan tetap diminati sejumlah investor. Namun, investor
memang perlu menyiapkan lokasi yang sangat strategis, terutama yang
dekat dengan sekolah sekaligus perumahan. “Sekitar minggu kemarin ya
baru pembukaan mitra yang di Aceh dan Bali,” tandasnya.

Tiara Bimbel

Kalau
Bimbel Salemba dan GalanUI yang berbasis di Jakarta bisa tumbuh pesat,
Tiara Bimbel, asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tidak demikian.
Tiara Bimbel justru tidak bisa berkembang.

KONTAN pernah mengulas
bisnis ini pada April 2011 silam. Pada saat itu, bimbel yang didirikan
pada tahun 2004 ini memiliki tujuh cabang, dua di antaranya milik mitra
dan lima yang lain merupakan milik sendiri.

Setelah setahun
berselang, bisnis Tiara Bimbel tidak mengalami kemajuan. Bimbel yang
mulai menawarkan kemitraan pada tahun 2010 ini tidak kunjung bertambah
mitranya. Pemilik Tiara Bimbel, Rusydi mengatakan, bimbel miliknya
tersebut memang tidak mengalami perkembangan signifikan sejak 2011.
“Jadi kami sekarang sedang konsolidasi internal,” jelasnya.

Ia
bilang, sebagian besar calon mitra tidak begitu berminat dengan tawaran
kemitraan dari Tiara Bimbel. Padahal sebelumnya sudah ada calon mitra
dari Batam dan Jakarta, namun, karena tidak cocok tempat, akhirnya
mereka mengurungkan niat mereka untuk bermitra.

Tiara Bimbel
fokus pada bimbingan anak TK dan SD. Tiara Bimbel memberikan materi
pelajaran seperti baca tulis, berhitung, sempoa, IPA, IPS, matematika,
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tiara Bimbel memungut biaya
pendaftaran dari siswa sebesar Rp 300.000 dan biaya kursus Rp 300.000
sampai Rp 400.000 per siswa, untuk delapan kali pertemuan dalam sebulan.

Tiara
Bimbel menawarkan tiga paket waralaba. Paket A dengan investasi Rp 25
juta dan biaya royalti 8,9% dari omzet per bulan. Paket B bernilai
investasi Rp 22,5 juta dengan biaya royalti 19,8%. Paket C Rp 20 juta
dengan biaya royalti 40% sebulan.

Dengan investasi awal hanya Rp
25 juta, terwaralaba mendapatkan perlengkapan senilai Rp 7 juta,
renovasi Rp 5 juta, dan biaya survei untuk wilayah Jakarta Rp 3 juta. Di
luar itu, terwaralaba harus membeli modul, lembar kerja anak, baju, dan
tas.

Tiara Bimbel meminta para terwaralaba memilih lokasi di
pinggir jalan yang mudah dijangkau. Tempat tersebut bisa berbentuk rumah
atau ruko dengan ukuran 70 meter persegi. Lokasi Bimbel pun sebaiknya
memiliki halaman luas sebagai tempat parkir serta arena bermain.

Nah, apakah Anda masih tertarik menjajal bisnis bimbingan belajar?
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/usaha-bimbel-masih-menggiurkan

Terimakasih telah membaca di Topbisnisonline.com, semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, Aopok.com dan join di komunitas Topoin.com.


Top Bisnis Online
Logo
Compare items
  • Total (0)
Compare
0