Melukis
di atas kayu memang membutuhkan keahlian tersendiri. Supaya lukisannya
laku, pelukis juga harus mampu membaca selera konsumen. Itulah yang
dilakukan Raymondo Hansiever yang sukses menekuni bisnis ini.
Menekuni kerajinan wood painting
sejak tahun 2000, Raymond Hansiever kini sukses meraup omzet tebal dari
ceruk usaha ini. Dalam sebulan, omzetnya mencapai Rp 85 juta dengan
laba bersih lebih dari 25%.
Usaha ini mulai dirintisnya di
Bandung, Jawa Barat dalam skala kecil. Kala itu, setiap lukisan yang
dibuatnya ditawarkan ke teman-teman terdekatnya. “Responsnya cukup
bagus, banyak teman-teman yang pesan,” ujarnya.
Seiring
berjalannya waktu, pesanan yang diterimanya semakin banyak. Demi
kelancaran usahanya, di bulan Februari 2011, ia mendirikan galeri di
Bandung. Di galeri tersebut, ia memajang hasil-hasil karyanya.
Hingga
saat ini, ia sudah memiliki jaringan pemasaran di beberapa kota,
seperti Jakarta, Bandung, Makassar, Bali dan Palembang. “Lukisan saya
digemari banyak orang,” klaimnya.
Ia membanderol lukisan kayu
tersebut mulai dari Rp 55.000 untuk ukuran kecil sampai Rp 5 juta untuk
ukuran besar. Selain ukuran, harganya juga tergantung kerumitan dan
material yang digunakan.
Sebagian besar karya lukisnya merupakan
pesanan pelanggan. Umumnya, mereka memesan gambar khusus dengan desain
eksklusif untuk dijadikan hadiah kepada orang terdekat. (Kontan.co.id)
|