Banyak cara dilakukan oleh seseorang untuk menambah penghasilan atau memperbesar asetnya, salah satunya dengan melakukan trading. Trading merupakan aktivitas memperjualbelikan instrumen investasi dalam jangka waktu yang singkat.
Kegiatan trading sebenarnya mirip dengan aktivitas berdagang. Hanya saja yang diperjualbelikan adalah instrumen investasi seperti saham, komoditas, forex, produk-produk derivatif, dan sebagainya. Dengan cara ini kita dapat memperoleh keuntungan dalam rentang waktu yang pendek.
admiralmarkets.com |
Banyak orang tertarik melakukan trading karena tergiur dengan potensi keuntungannya yang besar. Bahkan tidak sedikit orang yang awalnya hanya awam soal trading, lalu justru malah tertarik untuk mendalaminya. Namun bila hal ini dilakukan dengan tidak hati-hati, seorang trader bisa menderita kerugian yang besar pula.
Dalam melakukan kegiatan trading, seorang trader menggunakan beragam alat analisis. Satu dari sekian banyak alat analisis yang digunakan oleh para trader adalah candlestick. Apa itu candlestick dan seperti apa bentuknya?
Mengenal Candlestick
Grafik candlestick dikenal juga dengan nama grafik batang lilin. Grafik ini merupakan grafik yang umum dipakai dalam perdagangan saham. Mengapa disebut grafik batang lilin? Karena grafik ini mempunyai garis dan bentuk yang menyerupai batang lilin.
www.finansialku.com |
Grafik candlestick menampilkan harga pembukaan (open), harga tertinggi (high), harga terendah (low), dan harga penutupan (close). Ada dua warna yang biasanya digunakan, yaitu hijau dan merah, atau hitam dan putih. Warna hijau atau putih pada candlestick menggambarkan harga penutupan lebih tinggi dari harga pembukaan (positif). Sementara warna merah atau hitam menggambarkan harga penutupan lebih rendah dari harga pembukaan (negatif).
Sebuah candlestick memiliki dua komponen, yaitu badan (body candle) dan ekor (shadow). Garis atau ekor yang berada di atas badan lilin disebut upper shadow. Sementara garis atau ekor yang berada di bawah badan lilin disebut lower shadow.
Sejarah Singkat Candlestick
Grafik candlestick pertama kali digunakan di Jepang pada abad ke-18. Grafik ini dikembangkan oleh seorang trader komoditas beras yang bernama Munehisa Honma. Namun grafik ini justru baru populer di dunia barat pada tahun 1980-an, ketika Steve Nison memperkenalkannya melalui buku “Japanese Candlestick Charting Techniques“.
www.goodreads.com |
Penemuan candlestick oleh Steve Nison bermula ketika ia berkenalan dengan seorang pialang berkewarganegaraan Jepang pada 1987. Ia kemudian memperkenalkan grafik tersebut dengan menulis sebuah buku, yang kemudian akan merevolusikan analisis teknikal. Saat ini bahkan candlestick telah dipakai oleh para trader di seluruh dunia.
Pola Dasar Candlestick
Ada beberapa pola dasar candlestick yang wajib diketahui saat menganalisa pergerakan harga saham. Beberapa di antaranya yaitu marubozu, long candle, spinning tops, doji, hammer & hanging man, dan inverted hammer & shooting star.
1. Marubozu
Marubozu adalah candlestick yang tidak memiliki shadow. Kalaupun ada, shadow tersebut umumnya sangat pendek bahkan hampir tidak terlihat. Namun candlestick ini memiliki body yang relatif panjang. Ada dua jenis marubozu, yaitu bullish marubozu (white marubozu) dan bearish marubozu (black marubozu).
2. Long Candle
Long Candle adalah candlestick dengan body yang relatif panjang. Ada dua jenis long candle, yaitu long bullish candle dan long bearish candle. Berbeda dengan marubozu, long candle memiliki shadow yang terlihat dengan jelas.
3. Spinning Tops
Spinning Tops adalah candlestick yang memiliki upper shadow dan lower shadow yang panjang, namun body-nya pendek. Trader umumnya tidak terlalu mempedulikan apakah body dari spinning tops ini hitam atau putih. Candlestick ini menggambarkan “keragu-raguan pasar”, apakah akan menguat atau melemah.
4. Doji
Doji merupakan pola candlestick yang netral. Doji tidak memiliki body, karena harga pembukaan dan penutupan sama. Namun doji bisa saja memiliki shadow, hanya saja ukurannya sangat pendek sehingga sulit terlihat, dan sepintas seperti garis yang tipis. Pola doji candlestick menggambarkan pertarungan yang seimbang antara tekanan beli dan tekanan jual.
5. Hammer & Hanging Man
Hammer dan Hanging Man merupakan pola “saudara kembar”. Candlestick ini memiliki body yang mungil dengan lower shadow yang panjang. Upper shadow hampir tidak terlihat. Bahkan hammer dan hanging man sempurna tidak memiliki upper shadow sama sekali.
6. Inverted Hammer & Shooting Star
Inverted Hammer dan Shooting Star merupakan kebalikan dari Hammer dan Hanging Man. Bentuk candlestick ini memiliki body yang mungil dengan upper shadow yang panjang. Lower shadow nyaris tidak terlihat, bahkan bentuk yang sempurna tidak memiliki lower shadow sama sekali.
Mengapa Harus Candlestick?
Saat ini candlestick menjadi grafik yang paling populer digunakan di kalangan para trader. Hampir semua software dan online trading menyediakan fasilitas ini. Lalu mengapa candlestick bisa menjadi begitu populer? Berikut beberapa kelebihan grafik candlestick:
1. sangat mudah dibaca karena menggunakan dua warna,
2. mampu menampilkan psikologi pasar,
3. dapat memberikan sinyal perubahan arah, dan
4. dapat digunakan bersama alat-alat technical analysis yang lain.
Market Traders Institute |
Nah, sekarang mulai paham kan apa itu candlestick? Tapi sebenarnya masih terdapat banyak materi tentang candlestick yang belum dibahas pada artikel ini. Jadi, untuk memperdalam pemahaman tentang candlestick, sebaiknya kamu pun belajar dari buku ataupun sumber-sumber lainnya.