Walau saya sudah membuat rencana untuk menghadapi penurunan ketika ex date tetapi itu tidak bekerja. Akibat serangan panik saya jadi tidak bisa berpikiran jernih. Berhubung di hari pertama dan kedua ex date saya tidak bisa menjual karena lamgsung ARB, saya langsung menjual di hari ketiga di harga 2.160.
Namun, apa yang terjadi beberapa hari setelah itu sampai sekarang? Harganya berangsur pulih membaik dan per hari ini sudah menyentuh Rp 2.800 an. Jika sekiranya saya bertindak tenang dan berpikir jernih, bersabar menunggu harga pulih beberapa waktu, sebenarnya saya masih bisa mencicipi dividen tersebut walaupun sedikit.
Sayangnya, keuntungan dari dividen sekitar yang saya dambakan hanyalah ilusi belaka. Saya tidak dapat apa-apa bahkan memgalami kerugian sekitar 125 ribuan akibat menjual sangat rendah di hari ketiga ex date. Seharusnya, jika ingin balik modal atau BEP saya harus menjual di harga Rp 2.360. Yaitu penurunan 35 % dari harga beli saya Rp 3.710.
Peluang Emas Yang Terlewatkan
Tidak hanya menyesal dilanda kepanikan, saya juga menyesal karena sudah melewatkan peluang. Sampai sekarang saya masih terbayang-bayang saat saya menyaksikan saham ADRO turun dalam hingga 47 %, dari harga Rp 3.700 sampai menyentuh harga Rp 2.070. Saya ingat pada sore hari ketiga ex date saat saham ADRO sudah bisa diperjual belikan, orang masih berbondong-bondong ingin menjual tetapi saya heran kok ada segelintir yang membeli. Kenapa saya bilang segelintir karena antrian belinya cuma terisi di tiga papan teratas saja dan dibawahnya sudah kosong.
Saya mencari berbagai informasi ada yang memprediksi saham ADRO akan turun ke 1.900 an. Saya juga mencaritahu harga wajarnya di Rp 2.300 an dan kabarnya petinggi ADRO ada yang memegang di harga Rp 2.000 an. Saya sempat berpikir, ini kesempatan buat saya serok tapi apalah daya, saya tidak begitu yakin. Pada pagi harinya saya masih santai saja. Melihat harga ADRO dibuka 2.070 masih muncul keingiman untuk membeli dan top up RDN. Tapi beberapa detik kemudian sudah naik ke.2.100 ke 2.200 an naik terus. Jadi, yah..saya sudah ketinggalan kereta guys.
Jika sekiranya saya beli diharga 2.080 dan hold sekitar 1 minggu, maka saya sudah dapat untung 75.000 perlembar. Tentunya saya bisa selamat, tidak jadi buntung dan kembali balik untung. Namun, ini hanyalah cerita kalau berandai-andai. Faktanya saya ketinggalan dan tidak mendapatkan apa-apa selain kerugian sekitar 100 ribuan.
Kegagalan Adalah Guru Paling Berharga
Saking kesalnya saya sama diri saya sendiri, saya sempat menghapus ADRO dan AADI dari wacht list saya supaya saya tidak lagi menyaksikannya sementara waktu sampai penyesalan ini hilang. Kini saya berusaha legowo, tidak rezeki saya di saham ADRO tersebut dan mungkin rezeki saya akan diganti pada saham lain kedepannya.
Sementara ini saya wait dan see saja dulu, mau lihat sampai dimana kenaikan ADRO. Mungkin nanti saya masih bisa mengincar harga terendahnya beberapa bulan kemudian, jika masih tertarik. Saham tidak akan selamanya naik terus, pasti ada suatu masa akan mengalami turun sedikit hingga turun dalam.
Apa yang sudah terjadi menjadi pelajaran penting bagi saya. Bukankah di awal saya juga ada niat membeli ADRO untuk bahan riset. Walaupun riset saya tidak sukses dan gagal untung, tapi ilmu yang didapatkan juga mahal harganya. Kegagalan adalah guru paling berharga dan saya berharap di masa depan tidak terjatuh pada lubang yang sama lagi. []