Mencari Saham Murah Menggunakan Margin of Safety

Oleh: Cepy Suherman

Tahukah kamu, Warren Buffet pernah berkata bahwa ada tiga
kata yang paling penting dalam investasi. Tiga kata tersebut yaitu “Margin of Safety”. Menurutnya, kata-kata
(konsep) tersebut sangatlah penting bagi siapapun yang ingin meraih kesuksesan
di pasar modal.

tradebrains.in
Bagi para value
investor
, margin of safety
menjadi semacam strategi investasi yang wajib dipahami dan dikuasai. Dengan
strategi ini, mereka bisa memperoleh saham bagus dengan harga murah, untuk
kemudian dijual kembali pada harga yang lebih tinggi. Penasaran dengan strategi
investasi yang satu ini? Yuk, kita simak penjelasan berikut ini.

Mengenal Margin of Safety

Dalam ilmu investasi, margin
of safety
(MOS)
sebenarnya menggambarkan selisih antara harga saham (market value) dengan nilai intrinsik (intrinsic value) saham tersebut. Margin of safety atau biasa disebut juga
dengan “margin pengaman” atau “batas aman” ini, adalah konsep yang dipopulerkan
oleh Benjamin Graham dan David Dodd dalam bukunya yang berjudul The Security Analysis (1934).

target.scene7.com
Berbekal pengalaman dari runtuhnya ekonomi akibat Perang
Dunia dan Depresi Besar di Amerika Serikat, Benjamin Graham dan David Dodd berusaha
mencari cara bagaimana memperoleh keuntungan dari saham-saham yang kala itu turun
drastis. Dari pengalamannya itu, lalu dikembangkanlah konsep mengenai margin of safety.

Benjamin Graham sendiri dikenal sebagai father of value investing. Ia merupakan guru dan sekaligus menjadi
salah satu orang paling berpengaruh bagi kesuksesan Warren Buffet. Dalam
bukunya yang berjudul The Intelligent
Investor
(1949) Chapter 20, Graham menyebut bahwa MOS menjadi konsep
sentral dalam investasi. Lalu, mengapa konsep ini bisa menjadi begitu sentral? Seperti
apa sih margin of safety itu?

www.holisticinvestment.in
Secara sederhana margin
of safety
merupakan prinsip berinvestasi, di mana investor akan membeli
surat berharga (saham) ketika harga pasarnya berada signifikan di bawah nilai
intrinsiknya. Menurut Graham, tidak selamanya harga saham menggambarkan nilai
wajar (fair value) dari saham
tersebut. Nah, di sini kita harus memahami terlebih dahulu mengenai perbedaan price and value (harga dan nilai).

Menurut Warren Buffet, Harga
adalah apa yang kita bayar. Sementara Nilai
adalah apa yang kita dapatkan. Apapun bentuk sekuritasnya, alangkah baiknya
jika kita membeli surat berharga di mana harga pasarnya berada jauh di bawah
nilai wajarnya.

quotes2remember.com
Misalnya sebuah saham memiliki nilai intrinsik Rp5.000,00
per lembar. Sementara harga pasarnya hanya Rp3.000,00 per lembar. Maka “diskon”
atau MOS-nya adalah Rp2.000,00. Menurut konsep ini, investor dianggap telah
melakukan keputusan investasi yang tepat. Dengan membeli saham tersebut di
harga Rp3.000,00, kita seolah memiliki batas aman (pengaman) sebesar
Rp2.000,00. Jika saham tersebut jatuh, maka margin pengaman akan semakin besar.

Menghitung Nilai
Intrinsik dan Margin of Safety


Margin of safety
umumnya dinyatakan dalam bentuk persentase. Cara menghitungnya yaitu: MOS = 1 –
(Harga saham / Nilai intrinsik). Jika kita mengambil contoh di atas, maka MOS =
1 – (3.000/5.000) = 0,4 atau 40%.

www.investopedia.com
Andaikan saham tersebut ternyata bisa kembali ke
harga fundamentalnya di Rp5,000,00, maka kita akan memperoleh keuntungan
sebesar Rp2.000,00. Dengan demikian, besarnya keuntungan yang kita peroleh
yaitu sebesar (2.000/3.000) × 100% = 66,67%.

Namun kemudian muncul pertanyaan, bagaimana cara menghitung
nilai intrinsik? Bisa jadi tiap investor memiliki perhitungan yang berbeda-beda
mengenai cara menghitung nilai wajar suatu saham.

Nilai intrinsik (fair
value
) adalah nilai suatu perusahaan (atau sahamnya) yang ditentukan
melalui analisis fundamentalnya, tanpa mengacu pada harga pasar sahamnya. Nilai
intrinsik ini ditentukan oleh banyak faktor, dan biasanya dihitung menggunakan
model keuangan yang kompleks.

thumbs.dreamstime.com
Sebenarnya tidak ada rumus standar dalam menghitung nilai
intrinsik ini. Para analis biasanya membangun model valuasi dengan memasukkan
penilaian kuantitatif maupun kualitatif. Dari sisi kuantitatif misalnya,
dimasukkan data-data laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan. Sementara dari
sisi kualitatif, diperhatikan juga model bisnis, tata kelola perusahaan, dan
target pasar.  

Ada bermacam metode yang digunakan untuk menghitung nilai
intrinsik sebuah saham. Beberapa di antaranya yaitu Discounted Cash Flow Valuation, Asset
Based Valuation
, Relative Valuation,
Contingent-Claim Valuation, dan Free Cash Flow to The Firm. Namun apapun
metode yang digunakan, kita harus tetap mengerti bahwa itu hanyalah sebuah
estimasi.

Mencari Saham-Saham Undervalued

Menurut konsep margin
of safety
, jika kita membeli saham pada harga diskon, di samping berpeluang
memperoleh laba, kita pun dapat membatasi kemungkinan kerugian. Namun perlu
diingat, yang kita cari adalah saham murah (undervalued)
ya, bukan saham murahan.

www.wikihow.com
Ada beberapa ukuran sebuah saham dikategorikan sebagai saham
undervalued, antara lain sebagai
berikut.

1.     Memiliki nilai Price/Earning Ratio (PER) yang rendah.

PER adalah rasio untuk menilai harga saham saat ini relatif terhadap
pendapatan per sahamnya (Earning Per
Share
/ EPS). Secara umum, saham dengan nilai PER di bawah 9 dianggap
sebagai saham murah. Namun demikian, standar nilai PER bisa sangat bervariasi untuk
setiap sektor.

cdn.educba.com
2.     Memiliki nilai Price to Book Value (PBV) kurang dari 1.

PBV adalah rasio antara harga saham dengan nilai buku saham tersebut.
Biasanya saham dengan nilai PBV di bawah 1 dikategorikan sebagai saham undervalued. Begitupun sebaliknya.

cdn.educba.com
3.     Umumnya memiliki Price to Earning Growth (PEG) Ratio
yang rendah.

Rasio PEG digunakan untuk menyiasati kekurangan PER dan PBV. Keduanya
memiliki masalah yang sama, yaitu tidak memperhitungkan pertumbuhan saham.
Rasio PEG digunakan untuk menentukan nilai saham dengan memperhitungkan
pertumbuhan pendapatan perusahaan. Rasio PEG dihitung dengan cara membagi PER
dengan tingkat pertumbuhan laba untuk periode waktu tertentu.

cdn.educba.com
Secara umum, saham dengan rasio PEG sebesar 1,0 atau kurang, dianggap
saham murah. Sementara jika nilainya hingga di atas 2, dianggap terlalu mahal.
Dengan menggunakan PEG, investor akan mendapatkan gambaran yang lebih lengkap
daripada PER.

Meski
sebuah saham memiliki valuasi yang murah, menjadi tidak berguna jika kondisi
keuangan perusahaan tersebut bermasalah. Beberapa langkah yang bisa kamu
lakukan untuk memeriksa kondisi keuangan perusahaan, antara lain memeriksa
rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

1.      Memiliki Return
on Equity
> 1. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan
tinggi dalam menghasilkan laba.

2.     Memiliki Debt
to Equity Ratio
< 0,5. Artinya bahwa perusahaan tidak terlalu
mengandalkan pendanaan eksternal untuk mendorong pertumbuhannya.

3.     Memiliki Current
Ratio
> 2. Perusahaan dianggap mampu melunasi semua kewajiban jangka
pendeknya.

www.denkercapital.com
Tapi ada kalanya valuasi murah pun tidak selalu layak untuk
investasi. Ada beberapa situasi di mana saham undervalued tidak layak untuk investasi.

1.      Kinerjanya terus menurun, bahkan sampai
mengalami rugi.

2.     Laba bersih meningkat, namun bukan dari kegiatan
operasionalnya. Misalnya memperoleh pendapatan dengan cara menjual aset.

Saham-saham seperti ini tidak layak untuk investasi. Meski
valuasinya murah, tapi terkesan murahan jika kita melihat dari sudut pandang value investing.

Apa Saja Kelemahan Margin of Safety?


Margin of safety
dapat dijadikan panduan berinvestasi bagi siapapun, baik investor bermodal
besar maupun investor dengan modal terbatas. Strategi ini diakui memiliki
tingkat risiko yang lebih rendah. Namun ia lebih cocok diterapkan pada
investasi jangka panjang, sehingga investor dapat terhindar dari fluktuasi pasar
dalam jangka pendek.

f.seedly.sg
Selain itu, kelemahan lainnya yang cukup mendasar adalah
sulitnya mengukur nilai intrinsik secara tepat. Tiap analis dan investor
memiliki pandangan yang berbeda mengenai nilai wajar suatu saham. Bisa saja
seorang analis memberi bobot lebih pada manajemen perusahaan, sementara lainnya
lebih menitikberatkan pada pendapatan.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan mampu memperoleh profit dalam
jumlah besar. Namun tindakan manajemen yang bertentangan dengan hukum, bisa
saja menyebabkan saham tersebut kemudian turun.

Analis yang menitikberatkan pada sisi keuangan perusahaan,
akan menganggap bahwa saham perusahaan tersebut undervalued. Sementara analis yang fokus pada sisi manajemen,
mengetahui bahwa tindakan tersebut dapat mengancam keberlangsungan perusahaan
dalam jangka panjang, sehingga sahamnya tidak layak untuk dibeli.

lh3.googleusercontent.com
Terakhir, bahwa tidak semua saham bisa dihitung nilai intrinsiknya. Mengapa? Karena tidak semua perusahaan memiliki pendapatan ataupun laba. Jadi hanya sebagian saja saham-saham di BEI yang memiliki nilai intrinsik yang hasil hitungannya relevan dan bisa digunakan sebagai ukuran valuasi saham perusahaan.  

Terimakasih telah membaca di Topbisnisonline.com, semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, Aopok.com dan join di komunitas Topoin.com.


Top Bisnis Online
Logo
Compare items
  • Total (0)
Compare
0