
Bisnis Mainan Kayu Tradisional Ini Beromzet Puluhan Juta
Feby Dwi Sutianto – detikFinance
Jakarta –
Munculnya berbagai macam produk permainan anak-anak moderen seperti
video game, robot, mainan remote control dan sebagainya membuat para
pengusaha mainan anak-anak tradisonal kalah bersaing sehingga bahkan
banyak yang gulung tikar atau menutup usahanya.
Era moderenisasi
yang menggusur usaha mainan anak tradisional. Apakah benar semua usaha
mainan anak-anak tradisional tergusur oleh pesatnya peredaran permainan
moderen?
Kenyataannya itu tidak terjadi dengan usaha
mobil-mobilan tradisonal yang digeluti oleh Ibu Julia. Wanita paruh baya
ini, malah berjaya ditengah gempuran permainan anak-anak moderen. Dari
usahnya itu, dia bisa menghasilkan omzet mencapai Rp 30 juta per bulan,
ia malah mengaku kewalahan memenuhi pesanan dari permintaan
mobil-mobilan berbahan baku kayu ini.
Ketika ditemui detikFinance
di tokonya di Kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Julia menyebut usaha
yang dimulai pada tahun 1970-an. Usahnya pertama kali dimulai oleh
suaminya. Ia pun mulai terjun membantu suaminya, tepatnya pada tahun
1986 ketika dia mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK)
Ide
awal dari usahanya tersebut, berawal dari mainan kayu yang dibuatkan
untuk anaknya tetapi kemudian dicoba untuk ditawarkan dan dijual tetapi
tanpa disangka-sangka malah memperoleh respon yang positif oleh banyak
orang.
“Ini awalnya untuk anak-anak saya, dulu kan pakai plastik
dan kok kurang ya. Terus kita coba pakai kayu. Terus coba dijual dan
malah laku terjual secara lancar,” sebutnya.
Mainan berbahan kayu
yang dijual oleh Julia, berupa mobil-mobilan dengan berbagai macam tipe
mobil dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 30.000 sampai Rp
300.000 per buah.
“Mainan paling kecil itu bajaj, bus metromini, trans jakarta, kereta api, truk, mercy,” ungkapnya.
Selain
itu, ibu Julia juga menerima pesanan mainan mobil-mobilan. Mobilan
pesanan itu biasanya untuk keperluan koleksi dan harganya tergantung
pada tingkat kerumitan dan juga bahan yang digunakan.
“Harganya bisa sampai Rp 2 juta, tapi ada yang 1 juta, ada yang Rp 500 ribu. Itu tergantung sama bahannya,” tambahnya
Menurutnya
pelanggan datang dari berbagai kalangan masyarakat, tetapi kebanyakan
adalah para orang tua yang ingin membelikan mainan untuk anak atau
cucunya. Bahkan ada juga warga negara asing yang juga menjadi
pelanggannya.
“Kalau keuntungannya sebulan itu banyak, kalau
sehari saja dapet 1 juta. Sebulan dapet 30 juta, kalau keuntungannya
lumayan lah, lebih dari setengahnya sebulan (lebih dari Rp 15 juta),”
sebutnya.
Ia menuturkan usaha yang digeluti ini bukan tanpa
kendala, Julia menyebut harga bahan baku sebagai masalah terbesar dari
usahanya tersebut.
“Terutama masalah kenaikan harga cat, paku.
Itu pasti dan kesulitannya disitu. Makanya omzetnya, misalkan harga mau
naik kita jadi bingung mau kasih harganya. Nanti kalau harga bakal naik,
omzet sekarang juga harus dinaikkan juga kalau nggak begitu kita nggak
bisa beli lagi (bahan),” tutupnya
Apakah anda tertarik juga
dengan model bisnis seperti ini? Jika anda tertarik dan ingin mengetahui
tentang bisnis mainan anak ini atau ingin memesan, anda bisa datang ke
toko ‘Kasih Sayang Anak’ di Jalan Raya Pasar Minggu, tepatnya Sebelah
Taman Makan Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
(feb/hen)
Sumber:
http://finance.detik.com/read/2012/05/01/133536/1905953/480/bisnis-mainan-kayu-tradisional-ini-beromzet-puluhan-juta