Lo Kheng Hong Beli Saham ABMM
Lo kheng hong mulai terekspose membeli saham ABMM dari tahun 2021. Ini terlihat dari laporan tahunan ABMM di mana LKH tercatat memiliki 85.547.100 saham atau sekitar 3,107% dari total saham perseroan. Perkiraan Blimin Pak Lo Kheng Hong mulai mengumpulkan saham ABMM di bulan juli di harga 1300. Atau pada PE 11, dan PB 0.9x dan return on equity 9%. Mungkin angka ini terdengar biasa saja. Tapi satu hal yang harus kita ketahui adalah saat itu harga batu bara ada di US 150 /ton. Naik 3 kali lipat dari tahun 2020 yang angkanya sempat meyentuh harga US 50/ton .Begitu juga dengan ABMM yang awalnya rugi sudah berbalik membukukan keuntungan sejak kuartal 1 tahun 2021. Jadi pak lo kheng hong membeli saham ketika perusahaan sudah mulai membukukan laba. Sejak saat itu, terlihat pak lo kheng hong terus membeli saham ABMM.
Kepemilikan Lo Kheng Hong di ABMM
Maret 2023 Saat itu, investor berusia 64 tahun tersebut sudah memiliki 114.213.500 saham ABMM atau 4,14%. Juni 2023 Kepemilikan Lo Kheng Hong atas saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) tercatat menjadi 119.155.400 saham atau 4,32% per 30 Juni 2023. Artinya bertambah 4.941.900 saham di data per akhir Juni. 31 Juli 2023 ketika pria yang kerap dijuluki Warren Buffett Indonesia tersebut masih menggenggam 123,71 juta lembar (4,49 persen). September 2023 Menurut data pemegang saham di website perusahaan, Lo Kheng Hong menggenggam 124,80 juta lembar saham atau 4,53 persen saham ABMM per 30 September 2023. Dengan ini, LKH menduduki posisi keempat pemegang saham terbesar ABMM, di bawah PT Tiara Marfa Trakindo (53,56 persen), Valle Verde Pte Ltd (Singapore) (25,51 persen), dan Citibank (Singapore) (4,638 persen)
Kapan Jual ABMM ?
Lo Kheng Hong pernah menjelaskan bahwa dirinya membeli suatu saham batu bara (ABMM) di harga sekitar Rp 1.300. Dan ketika harga batu bara naik ke US$ 400 per ton, sahamnya juga naik hingga Rp 4.850 pada tahun lalu. Dia memutuskan tak menjualnya karena melihat rasio price earning (PE). kuartal 1 Tahun 2023 (januari-maret) laba perusahaan sudah menyentuh Rp 1,6 triliun, kalau kali 4 (proyeksi 1 tahun) Rp 6.4 triliun. Ketika harga sahamnya naik ke Rp 4.850, PE (price earning ratio) perusahaan ada di angka 2x. Sayang kalau dijual,” imbuh Pak Lo. Dia pun menegaskan, saat harga di Rp 4.850 saja tidak dijual. Maka tidak mungkin ketika harga saham di Rp 3.000-an seperti saat ini, ia menjualnya.
Kondisi Fundamental ABMM
Kinerja ABMM terakhir, laba bersih ABMM naik 32,87 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi USD225,77 juta selama periode 9 bulan 2023 atau hingga kuartal III-2023. Seiring dengan bottom line yang moncer, pendapatan bersih ABMM tercatat tumbuh 10,16 persen YoY menjadi USD1,13 miliar per akhir kuartal ketiga tahun ini ada kemungkinan ABMM akan membagikan dividen yang cukup besar. Melihat historis dividen payout rasio perusahaan 2 tahun sebelumnya. Bukan tidak mungkin perusahaan akan membagikan dividen 400 hingga 500/ lembar setara dengan 10% dari harga sahamnya saat ini.
Bagaimana pendapatmu tentang saham ini? Tentu saja ini bukan rekomendasi atau semacamnya. Selalu lakukan analisis saham secara mandiri dan sampai ketemu di artikel selanjutnya.