Terus terang, melihat LK SCMA dr Q4/2009, saya mulai tertarik dengan emiten yg satu ini. Growthnya terlihat bagus sekali. Pada tahun 2007, SCMA sempat rugi. Tahun 2008 mulai positif, tapi mengalami penurunan EPS hingga Q3/2009.
Sedangkan sejak Q4/2009 hingga Q3/2011, SCMA selalu mengalami positive growth yg fantastis.
Karena saham ini baru menunjukkan positive growth selama 2 thn berturut-turut, SCMA belum masuk ke dalam portofolio saya. Saham ini baru masuk ke dalam watchlist.. 🙂
Sekarang saya mencoba utk menghitung fair value dr SCMA.
Ternyata untuk data devidend payout ratio (DPR), ditemukan DPR SCMA > 1.
Berdasarkan hasil LK 2010, dengan EPS di Q4/2010 = Rp 276, SCMA membagikan deviden pada juni dan oktober 2011 sebesar Rp 225 + Rp 35 + Rp 205 = Rp 465.
Akhirnya saya menyingkirkan metode valuasi dengan menggunakan DPR, dan hanya berpatokan pada metode valuasi berdasarkan nilai relatif suatu saham terhadap SUN/obligasi negara.
Data yang digunakan untuk valuasi harga wajar SCMA:
EPS Q3/2011 : Rp 348
EPS Annualized 2011 : Rp 461
EPS growth dlm 1 thn terakhir : 100%
EPS growth dari Q3/2009 – Q3/2011 : 278% (selama 2 thn)
DER : 1,2
OPM =50,4%
Risk free rate : 6%
Didapat harga wajar SCMA = Rp 9610
Harga sekarang = Rp 8000
Margin of safety = 16,7% — belum cukup menarik untuk collect SCMA di harga sekarang..
Saya akan mulai memasukkan SCMA ke dalam portofolio saya apabila di LK Q4/2011 nanti,
SCMA tetap positive growth (kemungkinan besar memang tetap positive growth
sepertinya..)
Jadi sekarang sabar aja menunggu SCMA di harga diskon besar.. 🙂