

Sebagai seorang
investor pemula hingga sekarang, penulis selalu mengambil keputusan investasi
sendiri. Mulai dari menganalisis hingga membeli saham tertentu. Banyak
rekan-rekan menyarankan membeli reksadana dengan alas an dikelola oleh Manajer
Investasi. Dengan anggapan Manajer Investasi lebih berkompeten dalam hal
analisis dan pembelian saham.
uang anda kepada manajer investasi tidak ada jaminan uang akan selalu bertumbuh dan bahkan tidak menutup
kemungkinan akan mengalami kerugian. Jadi apa bedanya bila mengelola investasi
secara mandiri, dimana ketika mengalami kerugian tetap mendapat nilai tambah
berupa pembelajaran atau minimal pengalaman.
menjadi investor mandiri. Investasikan uang yang benar-benar disisihkan untuk
investasi, bukan uang yang seharusnya
untuk kebutuhan rumah tangga, uang sekolah anak dan hal-hal lain yang
mendesak. Terlihat sederhana tetapi sangat mempengaruhi psikologi penulis
memilih dan membeli saham.
investasi itu seperti orang hamil, siapapun, sehebat apapun, apapun pendidikan
anda tetap butuh waktu 9 bulan untuk melahirkan. Begitu juga bila ingin menjadi
investor mandiri butuh proses butuh waktu, tidak mungkin kita bias ahli dalam
semalam.
setiap tahunnya penulis belum pernah mengalami kerugian. Bukan karena sudah
mahir memilih saham tetapi memang kebetulan penulis memulai investasinya saat
IHSG sedang terpuruk jadi sampai sekarang hijau hijau semua. Tidak menutup
kemungkinan tahun 2018 ini berubah merah merah, tapi tidak masalah Rugi dalam
investasi yang dilakukan sendiri anggap
saja sebagai biaya kursus atau mungkin fee untuk manajer investasi.
menggantungkan keputusan investasi pada
orang lain?