

Apa saja sih keuntungan dan kekurangan trading jangka panjang dan jangka pendek? Yuk mari kita bandingkan pendapat para trader profesional disini.
Sebelum ke pokok bahasan, perlu diketahui bahwa pasar forex ada untuk mereka yang ‘berani rugi‘ diawal demi mendapatkan untung. Tapi, kebanyakan trader lupa atau dari awal mereka memulai bisnis ini dengan panduan yang tidak benar.
Trading Jangka Panjang VS Jangka Pendek

Baik strategi jangka panjang maupun jangka pendek, sama-sama membutuhkan angka yang pas untuk exit, entah itu berakhir rugi atau untung. Yang membedakan hanya jumlah yang kita hasilkan atau kita resikokan dalam setiap transaksi.
TRADING JANGKA PANJANG (LONG TERM)
- Hemat Biaya. Long Term Trader biasanya menentukan 1 atau 2 Entry dengan target pips yang besar. Untuk mencapai target biasanya memakan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Tidak perlu OP tiap hari karena memakan biaya komisi yang mahal ke broker.
- Minim Stress. Karena target yang panjang, trader tidak perlu membuang waktu dan pikiran membuat analisa tiap hari untuk bertransaksi.
- Analisa Lebih Akurat. Trader profesional sudah paham jika analisa menggunakan timeframe kecil (M1 hingga H1) memiliki noise (atau sinyal palsu). Trader long term menganalisa menggunakan timeframe H4 hingga Weekly bahkan Monthly.
- Stop Loss Besar. Jumlah pips untuk stop loss dalam tiap transaksi cenderung besar. Biasanya, minimal stop loss yang diterapkan dikisaran 1000 – 2000 Pips.
- Beban Psikologi. Tantangan utama dari long term trader adalah menunggu posisi terkena TP. Pada saat floating profit, beban psikologi memaksa trader untuk menutup manual transaksinya dengan profit tidak sesuai target awal.
Kenapa Harus Memilih Trading Jangka Panjang?
TRADING JANGKA PENDEK (SHORT TERM)
- Target Harian. Transaksi dilakukan dengan target profit maupun stop loss yang relatif kecil sehingga target lebih cepat terpenuhi, baik itu TP maupun SL. Transaksi biasanya hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 hari.
- Otomatisasi Lebih Mudah. Trading jangka pendek memungkinkan jumlah transaksi yang lebih banyak. Trader jangka pendek biasanya familiar dengan penggunaan EA atau robot trading.
- Biaya Mahal. Karena transaksi yang masif, biaya komisi pun lebih besar.
- Analisa Kurang Akurat. Ada banyak noise dalam analisa karena menggunakan timeframe kecil (M1 hingga H1).
- Resiko Besar. Trading jangka pendek memiliki resiko besar jika menggunakan volume transaksi (lot) yang besar.
Kenapa Harus Memilih Trading Jangka Pendek?
Pemilihan pair juga mempengaruhi. Pilihlah pair dengan jumlah spread yang rendah seperti EURUSD.
KESIMPULAN
Oleh: Steve Kandio (Admin TopikForex) – WA: 0852-3777-7474

Profil FB: Steve Kandio
FanPage: TopikForex