Bila melihat keberhasilan Zulkarnaen
Arief menjalankan bisnisnya, sulit menyangka Ketua Kadin Sulawesi Selatan itu
memulai usahanya dari nol. Padahal, sejak usia 10 tahun, Zulkarnaen sudah tidak
lagi hidup bersama orangtuanya di Makassar
Kegemarannya memancing dan kehidupan laut membuat sekolahnya terbengkalai dan
tak naik kelas, sehingga memutuskan diri meninggalkan rumah. Dia bahkan pernah
terdampar di Bulukumba kemudian berlayar ke Galesong, Takalar, hingga akhirnya
menemukan seseorang yang membantunya melaut dan menjadi nelayan. Laut pulalah
yang menempanya tak kenal takut pada tantangan.
Jiwa entrepreneur telah ditunjukkannya ketika masih duduk di bangku sekolah
menengah pertama. Di usianya yang muda, 1.000 ayam ras telah dipelihara di
peternakannya. Penghasilan tetap juga diperoleh sebagai instruktur olahraga
beladiri dengan melatih aparat kepolisian yang baru lulus pendidikan.
Kejeliannya menangkap peluang semakin berkembang ketika kuliah di Universitas
Muslim Indonesia. Melihat kampusnya belum memiliki pos penjagaan, alumni
Fakultas Teknik UMI itu lalu mengajukan penawaran membangun pos jaga di
kampusnya.
Pengalaman inilah yang menjadi titik awal Zulkarnaen menggeluti dunia
konstruksi. Sukses dengan proyek pos jaganya, Rektor kembali memercayakan
pembangunan sarana dan prasarana kampus lainnya. Proyek berikutnya, pagar
kampus dengan anggaran Rp 36 juta dan memperoleh keuntungan Rp 2 juta.
Selain proyek-proyek dari kampus yang terus mengalir, laki-laki kelahiran 6
November 1960 itu mengepakkan sayap bisnis ke luar kampus dengan membangun SD
Pattalassang sekitar tahun 1982. Setahun kemudian, mengerjakan pembangunan SMP
Wonomulyo dilanjutkan dengan proyek KIP senilai Rp 125 juta.
Sukses di dunia usaha tak membuat kuliahnya tertinggal. Sesibuk apapun
menggeluti dunia bisnis konstruksi, aktivitas kampus tetap ditekuni, bahkan
sempat menjadi ketua senat. Zulkarnaen harus pandai mengatur waktu.
Berbekal kesuksesan dan kepercayaan mengerjakan proyek konstruksi, Zulkarnaen
mendirikan perusahaan pertamanya, CV Lima Belas Maret. Hampir semua waktunya
tersedot menjalankan perusahaan ini. Semua ditangani sendiri, bahkan sering
bolak-balik ke berbagai daerah terjun langsung menjalankan usaha. Potensi di
setiap daerah yang dikunjungi pun ditangkap sebagi peluang bisnis.
(*/Fajar/Harifuddin)
Arief menjalankan bisnisnya, sulit menyangka Ketua Kadin Sulawesi Selatan itu
memulai usahanya dari nol. Padahal, sejak usia 10 tahun, Zulkarnaen sudah tidak
lagi hidup bersama orangtuanya di Makassar
Kegemarannya memancing dan kehidupan laut membuat sekolahnya terbengkalai dan
tak naik kelas, sehingga memutuskan diri meninggalkan rumah. Dia bahkan pernah
terdampar di Bulukumba kemudian berlayar ke Galesong, Takalar, hingga akhirnya
menemukan seseorang yang membantunya melaut dan menjadi nelayan. Laut pulalah
yang menempanya tak kenal takut pada tantangan.
Jiwa entrepreneur telah ditunjukkannya ketika masih duduk di bangku sekolah
menengah pertama. Di usianya yang muda, 1.000 ayam ras telah dipelihara di
peternakannya. Penghasilan tetap juga diperoleh sebagai instruktur olahraga
beladiri dengan melatih aparat kepolisian yang baru lulus pendidikan.
Kejeliannya menangkap peluang semakin berkembang ketika kuliah di Universitas
Muslim Indonesia. Melihat kampusnya belum memiliki pos penjagaan, alumni
Fakultas Teknik UMI itu lalu mengajukan penawaran membangun pos jaga di
kampusnya.
Pengalaman inilah yang menjadi titik awal Zulkarnaen menggeluti dunia
konstruksi. Sukses dengan proyek pos jaganya, Rektor kembali memercayakan
pembangunan sarana dan prasarana kampus lainnya. Proyek berikutnya, pagar
kampus dengan anggaran Rp 36 juta dan memperoleh keuntungan Rp 2 juta.
Selain proyek-proyek dari kampus yang terus mengalir, laki-laki kelahiran 6
November 1960 itu mengepakkan sayap bisnis ke luar kampus dengan membangun SD
Pattalassang sekitar tahun 1982. Setahun kemudian, mengerjakan pembangunan SMP
Wonomulyo dilanjutkan dengan proyek KIP senilai Rp 125 juta.
Sukses di dunia usaha tak membuat kuliahnya tertinggal. Sesibuk apapun
menggeluti dunia bisnis konstruksi, aktivitas kampus tetap ditekuni, bahkan
sempat menjadi ketua senat. Zulkarnaen harus pandai mengatur waktu.
Berbekal kesuksesan dan kepercayaan mengerjakan proyek konstruksi, Zulkarnaen
mendirikan perusahaan pertamanya, CV Lima Belas Maret. Hampir semua waktunya
tersedot menjalankan perusahaan ini. Semua ditangani sendiri, bahkan sering
bolak-balik ke berbagai daerah terjun langsung menjalankan usaha. Potensi di
setiap daerah yang dikunjungi pun ditangkap sebagi peluang bisnis.
(*/Fajar/Harifuddin)
Sumber : okezone.com
