10 Poin yang Perlu Dipelajari Entrepreneur dari Atlet Olimpiade

Hits : 472
Senin, 30 Juli 2012 14:52
Jackie Joyner-Kersee, Track and Field
Memiliki
bisnis yang sukses sebenarnya tak berbeda dengan berkompetisi dalam
Olimpiade. Keduanya mengharuskan semua yang ikut serta untuk berkorban
untuk bisa mencapai puncak prestasi tertinggi dan setelah itu tercapai,
diperlukan upaya terus menerus untuk mempertahankan apa yang sudah
dicapai, atau jika bisa memperbaikinya terus. Para entrepreneur dan
atlet Olimpiade yang kini bertanding di London bertarung untuk mengatasi
tantangan yang tidak ringan, mengalahkan pesaing yang tangguh dan
membungkam orang yang berpandangan sinis dan meremehkan kemampuan
mereka.

Saat kota
London menyambut atlet-atlet terbaik dunia, berikut adalah 10 poin
sukses dari sejumlah atlet olahraga di Olimpiade sepanjang masa yang
menurut laman Entrepreneur.com bisa Anda resapi untuk dipraktikkan dalam
usaha yang tengah Anda jalankan.

Michael Phelps
Phelps
adalah salah satu perenang terbaik yang pernah ikut serta dalam
Olimpiade. Ia bertanding di Olimpiade tahun 2004, 2008, 2012 dan
berhasil menyabet 14 medali emas serta 2 medali perunggu hingga saat
ini.

Kiat sukses
Phelps ialah tetap fokus penuh pada tujuan, meskipun orang-orang skeptis
melontarkan opini mereka yang kurang enak didengar.

Banyak
pakar beranggapan bahwa tidak mungkin bagi atlet manapun untuk bisa
memenagkan medali emas dalam satu kali penyelenggaraan Olimpiade. Phelps
tidak pernah mendengarkan perkataan para pakar tersebut dan ia berhasil
mematahkan prediksi mereka dengan memenangkan 8 medali emas dalam
berbagai pertandingan di Beijing.

Mary Lou Retton
Reton
merupakan pesenam wanita yang bertanding di Olimpiade tahun 1984. Ia
berhasil menyabet satu medali emas, dua medali perak, dan dua medali
perunggu.

Kiat
sukses Mary Lou Retton cukup simpel: jangan mundur dari persaingan
begitu mudah karena persaingan justru akan membuat Anda menjadi jauh
lebih baik. Retton bersaing dengan pesenam Rumania Ecaterina Szabo untuk
semua pertandingan senam Olimpiade saat itu (1984). Ia berhasil melaju
hingga ke final, Retton memimpin dengan mencatatkan skor sempurna untuk
senam lantai dan senam palang serta menjadi pesenam wanita pertama dari
luar Eropa Timur yang memenangkan gelar pemenang umum.

Greg Louganis
Louganis
pernah mengikuti pertandingan loncat indah di Olimpiade tahun 1976,
1984, dan 1988 serta menyabet 4 medali emas dan satu perak.

Keberhasilan
Louganis didorong oleh tekad bajanya saat tantangan dan kendala besar
menghadang, ia menyemangati dirinya sendiri dan berhasil kembali ke
pertandingan dan memenangkannya.

Di
tahun 1988, Louganis secara dramatis mengalami kecelakaan karena
kepalanya terbentur ke papan loncat saat menyelesaikan putaran awal dan
menyebabkannya pingsan. Ajaibnya, ia kembali sadar dan berhasil pulih
serta menjadi pemenang dengan merebut medali emas.

Jackie Joyner-Kersee
Kersee
berlaga dalam Olimpiade tahun 1984, 1988, 1992, dan 1996. Tiga medali
emas, satu medali perak dan dua perunggu berhasil ia genggam.

Keberhasilan
Kersee utamanya dikarenakan kedermawanannya dalam berbagai upaya
filantropis terkait prestasinya dalam lompat jauh. Di tahun 1988, ia
mendirikan Yayasan Jackie Joyner-Kersee untuk mengajarkan atletik pada
anak-anak, orang dewasa dan keluarga, yang menurutnya akan meningkatkan
kualitas kehidupan.


Mark Spitz
Spitz ikut bertanding dalam Olimpiade tahun 1968 dan 1972 serta mengantongi 9 medali emas,1 medali perak dan 1 perunggu.

Spitz
dikenal karena kelincahan dan kegesitannya sebagai atlet. Saat sesuatu
gagal, ubahlah strategi dengan cepat dan kembali berlaga untuk meraih
kemenangan.

Spitz
memprediksi ia akan menagntongi 6 medali emas di pertandingan Olimpiade
Meksiko tahun 1968. Ia hanya berhasil mendapatkan 2 medali emas di tim
lari estafet. Karena kecewa, ia kembali memperbaiki latihannya dan
memutuskan untuk berenang di Indiana University untuk pelatih legendaris
Doc Counsilman. “Mark the Shark” kembali datang 4 tahun kemudian untuk
mewujudkan target 7 medali emas dalam Olimpiade Munich.

Carl Lewis
Lewis menjadi salah satu atlet di tahun 1984, 1988, 1992, dan 1996. Dalam karirnya, ia menyabet 9 medali emas dan 1 medali.

Rahasia
suksesnya ialah selalu meningkatkan, memperbaiki dan “menjual”
kelebihan diri sendiri. Karena karirnya yang sukses dan sering tampil di
TV, Lewis sering disebut sebagai atlet yang beralih dari status
selebriti. Ini membuat para atlet menyadari adanya peluang untuk
mendapatkan pekerjaan sebagai bintang iklan dan sejenisnya dalam bidnag
produk olahraga sehingga karir mereka menjadi lebih panjang dan
kesejahteraan mereka lebih terjamin.


Darra Tores
Olimpiade
yang diikuti Darra Tores ialah tahun 1984, 1988, 1992, 2000, 2008.
Torres berhasil mengoleksi 4 medali emas, 4 medali perak dan 4 perunggu
sepanjang karirnya sebagai perenang AS.

Dari
sejarah prestasinya, kita bisa belajar perlunya menyingkirkan pandangan
untuk tidak berputus asa jika merasa terlambat utuk mewujudkan impian.

Setelah
melewatkan peluang untuk bertanding di Olimpiade 1996 dan 2000, Tores
menjadi perenang tertua di tim renang AS tahun 2008 yang sanggup
mendapatkan medali dan peringkat. Ia bersaing di Beijing pada usia 41
tahun, yang menjadi usia uzur bagi seorang atlet renang. Karir
Olimpiadenya mampu diperpanjang sampai 24 tahun berkat tekadnya itu.

Jesse Owens
Olimpiade tahun 1936 menjadi momen mengesankan bagi Owens karena ia berhasil membawa pulang 4 medali emas.

Prestasinya
ini terbilang cukup fantastis karena sebelumnya ia hanya dianggap atlet
kuda hitam yang tak pernah dianggap akan menjadi pemenang. Owens
berhasil mengejutkan banyak pihak setelah memenangkan 4 medali emas di
Olimpiade Berlin 1936. Namun kemenangan itu juga menjadi pukulan telak
bagi Adolph Hitler yang saat itu ingin sekali menunjukkan superioritas
bangsa Arya. Owens yang menjadi salah satu atlet berdarah Afrika Amerika
dari Alabama yang muncul sebagai pemenang.


Michael Johnson
Johnson berlaga di Olimpiade tahun 1992, 1996, 2000 dan berhasil menorehkan prestasi sebagai peraup 4 medali emas.

Kesuksesannya
sebagai atlet karena ia mampu menciptakan jati diri yang unik, mudah
diingat yang akan membawa hingga menuju kemenangan. Dengan gaya lari
yang berbeda dan menggunakan sepatu Nike keemasan dengan desain yang
suda dikustomisasi, ia dikenal sebagai “The Man With the Golden Shoes”
 yang menjadi bahan pembicaraan selama Olimpiade Atlanta 1996 setelah
upacara penutupan.

The Dream Team Basket AS
Tim basket impian ini berlaga di olimpiade 1992 dan berhasil meraih posisi puncak.

Apa
yang bisa dipelajari dari mereka ialah para pemain basket berbakat yang
mengetahui pentingnya solidaritas. Ini merupakan tim Olimpiade AS yang
berhasil memasukkan para pemain NBA yang sedang aktif berlaga. Mereka
digambarkan sebagai tim dengan anggota sosok-sosok olahragawan terhebat
yang pernah ada. The Dream Team mengalahkan lawannya dengan rerata poin
hampir 44. (*AP)

http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/37-advise/18942-10-poin-yang-perlu-dipelajari-entrepreneur-dari-atlet-olimpiade.html

Terimakasih telah membaca di Topbisnisonline.com, semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, Aopok.com dan join di komunitas Topoin.com.


      Top Bisnis Online
      Logo
      Compare items
      • Total (0)
      Compare
      0