Inilah Trading Forex Profit Besar Menggunakan Indikator Stochastic Oscillator yang sebaiknya Anda kuasai dengan sebaik-baiknya agar bisamemaksimallkan skurasi And dalam menjalankan trading forex.
Tahuka Anda cara menganalisa berapa lama suatu trend akan bertahan dan kemanakah arah pergerakan trend selanjutnya. Apakah trend tersebut akan terus naik, atau sebaliknya, atau bahkan tidak mengalami pergerakan berarti, yang sering juga disebut dalam kondisi sideways.
Forex Supply dan Demand
Pergerakan teknikal dipengaruhi oleh Supply dan Demand, sementara pergerakan teknikal banyak digerakan oleh berita fundamental.
Pada saat permintaan naik dan penawaran tetap maka mata uang akan menguat, demikian juga sebaliknya.
Sebagai contoh misalnya ketika harga dalam posisi uptrend, maka akan banyak trader mengikuti trend yang ada dengan mengambil posisi buy. Hal inilah yang mengakibatkan harga terus melambung.
Namun, tidak selamanya harga akan terus melambung.
Untuk hal ini, mayoritas trader tentunya sudah paham betul akan adanya titik dimana trend tersebut akan berakhir dan mencapai titik resistance tertentu.
Disini kebanyakan trader akan berhenti melakukan aksi buy, dan berbalik arah dengan mengambil aksi sell, yaitu menjual mata uang yang mereka telah beli sebelumnya.
Kalau sudah demikian maka kita akan melihat bahwa otomatis permintaan akan berkurang dan harga akan bergerak turun.
Overbought dan Oversold
Overbought dan Oversold disebut juga sebagai jenuh beli dan jenuh jual.
Keadaan ini terjadi karena harga tidak dapat lagi melanjutkan trendnya karena sudah terlalu mahal atau terlalu murah.
Dalam keadaan seperti ini harga yang telah mencapai titik Overbought atau Oversold diharapkan akan berbalik arah.
Sama seperti hal nya ketika menentukan titik Support dan Resistance, untuk menghitung titik Overbought dan Oversold kita juga akan menggunakan indikator yang ada di metatrader.
Indikator yang dapat digunakan untuk menentukan Overbought dan Oversold adalah Stochastic Oscilliator.
Berikut cara menggunakan indikator Stochastic Oscillator :
Dari chart diatas, kita dapat melihat bahwa terdapat 2 arsiran pada Stochastic Oscillator.
Bagian atas disebut area Overbought (jenuh beli) dan bagian bawah disebut area Oversold (jenuh jual).
Stochastic Oscillator memiliki dua garis putus-putus, defaultnya berwarna merah dan biru muda. Garis berwarna merah disebut garis %K dan garis berwarna biru disebut garis %D. Untuk warna nanti bisa diganti sesuai selera masing-masing trader.
Saat Terbaik Penggunaan Stochastic Oscillator
Penggunaan Stochastic Oscillator biasanya paling baik dan efektif dipakai pada saat market dalam keadaan sideway.
Namun jika Anda memaksakan diri menggunakan Stochastic Oscillator saat market sedang trending, maka ini bisa dilakukan dengan catatan bahwa signal harus searah dengan trend yang sedang berlangsung.
Saat harga bergerak turun dan menyentuh area Oversold maka harga akan kembali bergerak naik karena sudah terlalu murah untuk dijual. Demikian juga saat harga bergerak naik menyentuh Overbought, maka harga akan bergerak turun karena harga sudah terlalu mahal.
Dengan melihat trend menggunakan indikator Stochastic Oscillator, diharapkan kita dapat memprediksi kapan waktu sebuah trend akan berakhir dan berganti dengan trend yang baru sekaligus juga dapat digunakan untuk menentukan entry point.
Semoga ulasan lengkap Trading Forex Profit Besar Menggunakan Indikator Stochastic Oscillator ini bermanfaat bagi kita semua para trader forex.