” Hanya ada satu kehidupan bagi tiap-tiap diri kita yaitu kehidupan kita sendiri.” (Euripides)
Ya, seseorang tidak akan bahagia selama ia belum berani menghadapi dan menerima jalan hidupnya sendiri. Menyalahkan Tuhan, orang tua, pasangan maupun orang lain sama sekali tidak akan membuat hidup lebih mudah tapi justru akan menjadikan hidup semakin berat untuk dijalani.
Orang yang tidak bersyukur dengan kehidupan, ketika ada masalah begitu mudah mengatakan bahwa dirinya tidak ingin hidup. Begitu mudah baginya menyesali kenapa Tuhan masih memberinya kehidupan. Sementara di lain sisi, orang lain sangat berharap dapat menikmati hidup lebih lama. Inilah cerminan manusia yang tidak tau diri, yang hanya bisa menggerutu dan menyalahkan Tuhan. Manusia yang pengecut seperti ini adalah manusia yang tidak akan pernah benar-benar merasakan hidup.
Seyogianya, hidup dan waktu yang masih berpihak pada seseorang adalah sesuatu yang harus disyukuri, dinikmati serta diisi dengan hal-hal yang bisa membuat hidup itu lebih indah dan lebih baik. Bukanlah keputusan yang bijak bila seseorang menghabiskan hidup untuk sesuatu yang tidak ada artinya atau melakukan sesuatu yang justru dapat menjatuhkan diri sendiri. Sebaliknya, lakukan sesuatu yang dapat memanusiakan Anda seutuhnya, yang membuat Anda pantas dihargai, dihormati dan layak disebut sebagai manusia sejati.
Kita harus ingat bahwa ada orang yang sudah tidak memiliki kesempatan untuk menciptakan lebih banyak kebaikan yaitu orang-orang yang sudah meninggal. Semasa hidupnya, mereka berharap diberi kesempatan panjang untuk memberikan yang terbaik untuk diri, keluarga, agama dan masyarakatnya, namun ajal telah menjemputnya. Ada juga orang yang selalu berbuat jahat dan ingin bertobat namun sudah keburu meninggal.
Begitupun, ada orang yang semasa hidupnya selalu ingin berbuat baik, ia selalu menceritakan ingin membantu si A, ingin membiayai anak terlantar, ingin membantu orang yang kelaparan dan sebagainya sampai akhirnya semua keinginan tersebut belum satupun terwujud karena Tuhan sudah lebih dahulu memanggilnya.
Sebelum waktu kita berakhir (meninggal), mari nikmati hidup dengan menebarkan kasih sayang, menjalankan hak dan kewajiban serta memberikan manfaat sebanyak mungkin bagi orang lain.
Ketakutan menjalani hidup hanya bisa hilang dengan mengubahnya menjadi keberanian.
Terima dan jalani hidup dengan penuh syukur agar kamu menjadi orang yang paling berbahagia sepanjang usia.
Hiduplah dengan berani agar hidup kamu juga lebih berarti dan bernilai.[]