Buku Investasi Saham Terbaik yang pernah ditulis, setidaknya begitulah Warren Buffet mendeskripsikan Buku The Intelleigent Investor. Jika kamu mengikuti saran dari buku ini khususnya di bab 8 dan 20, kamu tidak akan memperoleh hasil buruk dari investasi. Berikut adalah poin penting yang blimin pelajari dari 2 bab tersebut :
Investor dan Fluktuasi Pasar (BAB 8)
Saat dibeli harga sahamnya langsung turun dan saat dijual harga sahamnya justru naik, pernahkah kamu hal seperti ini? Investasi saham dipenuhi dengan rasa bimbang dan penyesalan. Saat profit menyesal karena seharusnya bisa cuan lebih banyak. Ketika rugi menyesal karena seharusnya bisa cut loss lebih awal. Kenapa hal ini bisa terjadi? Ini terjadi karena kamu bertransaksi berdasarkan asumsi pasar. Saat harga sahamnya naik ikut beli saat harga sahamnya turun berlomba lomba untuk segera menjual saham tersebut. Bagaimana mengatasinya? Berhenti mengikuti asumsi pasar dan jadilah investor yang cerdas, maksudnya adalah sebelum membeli saham ketahui nilai intrinsik saham tersebut.
Harga Saham tidak sama dengan nilai intrinsik saham, harga adalah apa yang kamu bayar dan nilai intrinsik adalah apa yang kamu dapatkan. Jika pergi ke marketplace kamu akan menemukan uang 1000 pecahan lama dijual dengan harga 5000 Rupiah, itu artinya harganya adalah 5000 dan nilai intrinsik uangnya adalah 1000. harga jauh diatas nilai uangnya. Tentu kita menginginkan sebaliknya harga 1000 tapi nilai intrinsiknya 5000, apakah mungkin terjadi? Dalam investasi saham hal semacam ini sering terjadi.
Benjamin Graham menganalogikan bursa saham sebagai seorang dengan kepribadian ganda bernama mr market. Setiap hari dia akan datang dan menawarkan untuk membeli atau menjual saham baru atau sederhana seperti ini.
Bayangkan Kamu membeli sebuah kos-kosan seharga 1 miliar rupiah. Dengan pendapatan per tahunnya 120 Juta rupiah. Mr market diibaratkan sebagai seorang yang datang setiap hari untuk membeli kos kosanmu atau menawarkan kos lain untuk kamu beli. Disaat moodnya sedang buruk dia akan menawar kosmu sangat murah atau sebut saja 500 juta tapi ketika moodnya sedang bagus dia akan menawar 5 miliar, jauh diatas nilai intrinsik kos kosan tersebut. Investor cerdas akan memanfaatkan kondisi mood mr market dengan menjual kosan saat moodnya sedang bagus dan membeli kosan lain saat moodnya buruk, tentu saja kita tidak harus bertransaksi jika tidak ada penawaran yang menarik.
Contohnya saham ADMF laba tahun 2010-2021 naik hampir 20% tapi harga sahamnya justru turun dari 10000 menjadi 8000, inilah bukti bahwa pasar saham terkadang tidak rasional, sebagai investor cerdas kita sebaiknya tidak terpengaruh oleh mood mr market dan harus mengambil keuntungan dari ketidak rasionalannya.
Margin Of Safety (BAB 20)
Sebaik apapun kamu menganalisis saham, Ada satu risiko yang tidak dapat dihilangkan yaitu risiko melakukan kesalahan. Namun, kamu dapat meminimalkan risiko ini dengan memastikan bahwa setiap saham yang kamu beli memiliki “margin of safety”.
Misalnya ada 9 orang yang menaiki lift dengan kapasitas maksimalnya adalah 10 orang, maka lift berfungsi dengan baik. Tapi bagaimana jika ternyata masing masing orang membawa barang bawaan sebesar 50 kg, yang bisa saja berat totalnya melebihu batas maksimal lift. Sehingga biasanya batas maksimal yang ditulis sebelum memasuki lift adalah 6 orang, jauh dibawah batas maksimal dari kekutan lift sehingga masih ada margin keamanan yang memadai jika ada sesuatu yang tidak biasa terjadi.
Begitu juga dalam berinvestasi saham, kita juga harus memiliki margin kemanan jika ternyata kamu salah analisis atau sesuatu yang diluar kendali kita terjadi. Dalam investasi saham margin kemanan adalah batas antara nilai intrinsik dengan harga sahamnya. Sama seperti lift diatas jika nilai intrinsik saham adalah Rp 10.000 maka usahakan membelinya saat berada di harga Rp 6600an sehingga ada margin sebesar Rp 3400 atau setara dengan 34%. Inilah margin safety minimal yang perlu dimiliki saat membeli saham. High Gain high risk tidak selalu berlaku di saham, margin safety memungkinkan kamu menemukan saham low risk dan high gain. Semakin besar margin of safety suatu saham semakin minim risikonya.
Menghitung Nilai Intrinsik Perusahaan
Nilai intrinsik= Earning Per Share (EPS) x 8,5 + 2 x tingkat pertumbuhan tahunan yang diharapkan. Tingkat pertumbuhan harus sama dengan tingkat pertumbuhan pendapatan tahunan yang diharapkan untuk 7 sampai 10 tahun ke depan. Mengingat buku tersebut ditulis pada tahun 1962 di amerika serikat sehingga diperlukan beberapa penyesuaian untuk diterapkan di busa saham negara berkembang. Sehingga rumusnya menjadi Nilai intrinsik= Earning Per Share (EPS) x 7 + 1 x tingkat pertumbuhan tahunan yang diharapkan
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hanya saham BJTM yang memiliki margin safety lebih dari 34%. Harga BBRI di bawah nilai intrinsik tapi margin of safetynya tidak memenuhi standar dan harga BBCA diatas nilai intrinsiknya.
Tentusaja ini hanya contoh untuk memahami konsep yang disampaikan benjamin graham melalui bukunya the intelegent investor dan bukan merupakan rekomendasi untuk memilih suatu saham tertentu.
Itulah 2 poin penting dalam buku ini, membeli saham yang memiliki margin of safety dan sabar menunggu hingga harga saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Dengan menjalankan 2 prinsip ini akan menghindarimu dari hasil buruk saat berinvestasi saham “Warren Buffet”.
Apa yang kalian pejari dari buku ini?