Personal Finance
JAKARTA. Dalam beberapa pekan terakhir ini, Haris Zaelani acap duduk termenung seorang diri di teras depan rumahnya. Ada beban berat tengah membebani pikiran karyawan sebuah perusahaan BUMN ini. Perusahaan tempatnya bekerja tengah mengadakan program pensiun dini bagi pegawai. Pegawai yang tertarik boleh mengajukan lamaran utnuk berhenti bekerja.
Desas-desus yang masuk telinganya, perusahaan menyediakan dana kompensasi lumayan besar bagi karyawan yang berminat pensiun dini. Nilainya antara Rp 300 juta – Rp 500 juta. Ini yang membuat Haris kerap termenung seorang diri. Dia bingung, apakah mau mengambil tawaran pensiun dini tersebut atau tidak.
Jika dia ikut pensiun dini, penghasilan dari bekerja akan terhenti. Padahal, masa kerja Haris masih sembilan tahun, sampai memasuki usia pensiun 55 tahun. Sebaliknya, jika dia tidak mengambil pensiun dini tadi, belum tentu penghasilannya selama sisa waktu bekerja akan melebihi atau menyamai nilai kompensasi pensiun dini. Jadi, tentu Anda mengerti, kalau kini Haris lebih sering termenung seperti orang sableng.
Tidak mudah memang menjawab pertanyaan ini. Boleh jadi, banyak masyarakat negeri ini merasakan pengalaman serupa. “Semua bergantung pada kesiapan masing-masing individu. Apa pun keputusan yang diambil, sangat terkait dengan kebutuhan keuangan keluarga di masa depan,” kata Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting.
Setidaknya ada dua kategori pensiun dini. Pertama, pensiun dini yang ditawarkan perusahaan tempat bekerja. Kedua, pensiun dini yang ditetapkan perusahaan. Pada pensiun dini yang ditawarkan oleh perusahaan, karyawan boleh mengambil maupun menolak program ini. Jika pensiun dini ditetapkan perusahaan, karyawan harus mengambil program tersebut.
Eko menilai, pada pensiun dini yang ditawarkan perusahaan, biasanya keputusan berdasarkan keinginan dari karyawan sendiri. Dengan kata lain, dia sudah siap menerima semua risiko yang akan diterima dari keputusannya tadi. Persoalan muncul jika program pensiun dini ditetapkan oleh perusahaan. Di sini karyawan diharuskan mengambil pensiun dini. “Pada program pensiun dini yang dipaksa perusahaan, biasanya si karyawan tidak siap menerima risiko yang dihadapi,” kata dia.
Untung rugi program pensiun dini
Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory, mengingatkan, ada sejumlah risiko yang harus Anda hadapi jika memutuskan pensiun dini. Pertama, penghasilan Anda akan terhenti. Kedua, rutinitas sehari-hari juga akan terhenti. Ketiga, semua fasilitas kenyamanan yang Anda miliki selama jadi karyawan telah hilang. Keempat, bisa terjadi demotivasi. Semangat hidup Anda, bisa jadi, akan menurun.
Namun, Mike juga mengingatkan, ada sejumlah keuntungan dari pensiun dini yang ditawarkan perusahaan. Pertama, dengan pensiun dini, Anda akan menerima sejumlah uang pesangon yang bisa dijadikan modal untuk kebutuhan di masa depan. Kedua, punya waktu yang fleksibel. Anda bebas mengatur ritme hidup selanjutnya. Apa pun yang Anda lakukan tak terbentur rutinitas sehari-hari kantor. Ketiga, Anda mendapat kesempatan membangun kompetensi di bidang lain.
Jadi, ketika ada tawaran pensiun dini dari perusahaan, mana yang harus Anda pilih?
Sebelum mengambil keputusan, sebaiknya Anda mencermati beberapa tip sederhana menimbang program pensiun dini yang dirangkum KONTAN dari sejumlah perencana keuangan:
Tentukan penghasilan di masa depan
Menurut Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning, hal pertama yang harus Anda pertimbangkan sebelum mengambil pensiun dini adalah menentukan terlebih dahulu mencari penghasilan pengganti. Ini bertujuan agar Anda tetap memiliki pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup di masa depan.
Jika Anda memutuskan tetap ingin bekerja sebagai karyawan setelah pensiun dini, Risza menyarankan, jangan terlalu melihat upah atau gaji yang ditawarkan oleh perusahaan baru tempat Anda bekerja. “Jangan juga mencari posisi yang lebih baik dari pekerjaan sebelumnya. Yang penting, Anda telah mendapatkan dulu pekerjaan pengganti,” ungkap Risza.
Eko menambahkan, penentuan apa yang akan dilakukan setelah pensiun dini mutlak dilakukan. Sebab, kata Eko, semua itu akan mempengaruhi portofolio penghasilan Anda setelah pensiun.
Tentukan tujuan hidup di masa depan
Sebelum memutuskan mengambil tawaran program pensiun dini, Anda juga patut menentukan arah hidup di masa depan. Sederhananya, apa yang harus dilakukan dalam menjalani hidup di masa depan setelah pensiun dini? Sebab, pensiun dini sangat mungkin mengubah aktivitas dan rutinitas seseorang.
Jadi, bayangan apa yang akan dilakukan setelah pensiun dini harus tergambar sebelumnya. Ini demi menghindari perubahan pola hidup yang salah pada masa setelah pensiun dini. Seperti sudah disebutkan, Anda akan kehilangan penghasilan tetap untuk sementara waktu jika mengambil pensiun dini.
Bila Anda merasa tidak memiliki gambaran hidup di masa depan, Mike menyarankan, sebaiknya pensiun dini tidak dilakukan. Toh, dengan penghasilan yang ada, Anda masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan primer keluarga. “Intinya, jangan hanya silau melihat uang pesangon,” kata Mike.
Sependapat, Risza mengatakan, dalam menentukan tujuan hidup di masa depan pasca-pensiun dini, Anda juga harus mempertimbangkan untuk menyesuaikan gaya hidup nanti dan saat ini. Jika perlu, beberapa pos pengeluaran yang kurang terlalu penting di masa sebelumnya harus dihapuskan. Dengan begitu, kelak Anda akan bisa fokus kepada pemenuhan biaya kebutuhan pokok saja.
Sebelum mengambil keputusan, sebaiknya Anda mencermati beberapa lanjutan tip berikut ini untuk menimbang program pensiun dini.
Tentukan tujuan keuangan masa depan
Keputusan pensiun dini memang di tangan Anda. Namun, alangkah baiknya bila Anda punya tujuan keuangan di masa depan sebelum mengambil pensiun dini. Menurut Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory, ini diperlukan untuk memudahkan Anda menimbang perlu tidaknya pensiun dini. Dengan tujuan tadi, maka Anda dapat memilah mana hal-hal yang relevan dan mana yang tidak relevan. Tujuan akan menuntun Anda untuk mencapai keinginan yang hendak dicapai.
Ambil contoh, bagi Anda yang berumat muslim, di masa depan berniat untuk beribadah haji. Atau, di masa depan, Anda akan memasukkan anak ke sekolah maupun kuliah yang notabene biayanya tidak sedikit. Nah, apa yang akan Anda lakukan demi mencapai tujuan keuangan itu?
Bila Anda sudah memiliki tujuan keuangan, pastikan apakah strategi untuk mencapai tujuan tersebut (misalnya dengan cara menabung atau berinvestasi), tidak terganggu oleh keputusan pensiun dini. Ingat, strategi untuk mencapai tujuan keuangan itu ditopang oleh penghasilan yang Anda miliki.
Tentukan penggunaan dana pensiun dini
Program pensiun dini yang sering ditawarkan perusahaan adalah melalui program tawaran jabat tangan emas (golden shakehand). Program tersebut ditawarkan secara terbuka kepada karyawan berikut jumlah uang pesangon yang akan didapat dalam jumlah tertentu (disesuaikan golongan jabatan dan masa kerja).
Namun, yang menjadi masalah, seringkali karyawan belum siap bahkan belum tahu bagaimana memanfaatkan uang pesangon dan bagaimana mengelolanya secara baik dan produktif untuk menyambung kelangsungan hidup mereka.
Oleh sebab itu, ketika akan memutuskan pensiun dini, upayakan Anda sudah punya rencana atau rancangan untuk pemanfaatan dana pesangon. Ini demi menghindari Anda terbuai oleh rayuan atau godaan orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
Misalnya, Anda mempercayakan seseorang untuk mengelola dana pesangon pensiun dini kepada orang yang tidak tepat mengelola dana pesangon tersebut. Atau, Anda tidak tahu, ke mana sebaiknya dana pesangon pensiun tadi dimanfaatkan atau diinvestasikan.
Pertimbangkan pembayaran utang
Satu hal yang seringkali dilupakan seseorang ketika ingin mengambil pensiun dini adalah kewajiban membayar sejumlah utang. Padahal, utang akan menentukan berat atau ringannya beban hidup seseorang. Jadi, menurut Mike, sebelum memutuskan pensiun dini, Anda wajib mempertimbangkan porsi utang yang Anda miliki. “Apakah ketika mau pensiun dini, Anda masih punya utang atau tidak. Selain itu, apakah setelah pensiun dini kewajiban utang-utangnya akan terbayar,” papar Mike.
Pos utang perlu menjadi pertimbangan, lanjut Mike, karena setelah pensiun dini, Anda harus mencari penghasilan tetap dahulu untuk menganggarkan dana kewajiban pembayaran utang. Yang perlu diwaspadai, tambah dia, jika dalam jangka waktu tertentu, Anda belum mendapatkan pekerjaan atau penghasilan pengganti. Sedangkan kewajiban utang Anda masih terus berjalan.
Memang, tidak ada salahnya jika Anda memiliki ide membayar semua utang yang mencekik leher melalui cara pensiun dini. Tapi, Anda harus memastikan, apakah langkah itu benar-benar tepat? Sebab, dana pesangon pensiun yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menambah sumber penghasilan atau aset kekayaan Anda justru dialokasikan buat melunasi utang.
Jurus mengelola uang pesangon pensiun
Siapa pun yang melakukan pensiun di usia dini niscaya berharap hidupnya akan lebih sejahtera dibandingkan masa sebelumnya. Tapi, sering terjadi, banyak yang menerima uang pesangon malah justru menghabiskannya. Tak sedikit orang yang menerima uang pesangon cenderung merasa lebih kaya dibanding sebelumnya, dan hidup boros. Nah, bagaimana cara memanfaatkan dan mengelola uang pesangon pensiun dini?
Ada sejumlah langkah yang bisa Anda lakukan. Pertama, Anda wajib memiliki dana cadangan. Dana ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup Anda selama mencari pekerjaan dan penghasilan pengganti setelah pensiun dini. Menurut Mike, porsi dana cadangan yang bisa diambil dari uang pesangon besarannya adalah 6–12 kali pengeluaran per bulan.
Contoh, jika uang pesangon dini yang Anda terima sebesar Rp 300 juta, dan pos pengeluaran Anda per bulan mencapai Rp 5 juta, maka porsi dana cadangan yang harus Anda sisihkan dari uang pesangon tadi antara Rp 30 juta hingga Rp 60 juta. Dana cadangan ini diupayakan sudah menutup semua kewajiban utang jangka panjang. Misalnya, utang kredit pemilikan rumah dan kredit kendaraan.
Kedua, segera lunasi utang. Sebisa mungkin, dana pesangon dialokasikan membayar utang, terutama utang jangka pendek, seperti kartu kredit.
Ketiga, silakan investasikan dana pesangon yang Anda terima. Setelah dikurangi dana cadangan dan pelunasan utang jangka pendek, seluruh uang pesangon bisa Anda investasikan. Dana pensiun dini sebaiknya ditempatkan di instrumen investasi yang tidak memberikan imbal hasil (return) tinggi, tapi memberikan keamanan dana atau risiko kecil, seperti obligasi, deposito, logam mulia, dan reksadana pasar uang. Selama mencoba.
Sumber:
http://personalfinance.kontan.co.id/v2/read/1325822400/86928/Menimbang-pensiun-dini-agar-tak-menyesal-nanti-1
http://personalfinance.kontan.co.id/v2/read/personalfinance/87056/Menimbang-pensiun-dini-agar-tak-menyesal-nanti-selesai