Pameran gelar produk kerajinan Indonesia bertajuk Bangga Kriya Kreatif Indonesia bermanfaat untuk memperluas jaringan pemasaran peserta pameran.
Peserta dari hanya mengenalkan kebudayaan, hingga bisa memperoleh pesanan ekspor.
Sebut saja Zacky, peserta dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kalimantan Selatan. Pada acara kali ini, Zacky membawa hasil kerajinan asal Kalimantan Selatan, seperti tikar atau sajadah bambu, pakaian batik Kalimantan, kerajinan sasirangan, hingga obat tradisional.
Dia sudah sering mengikuti pameran kerajinan serupa di Jakarta , karena pameran tersebut bisa membantunya meningkatkan kehidupan pengrajin Kalsel, memperluas kenalan, serta menambah wawasan.
“Biasanya 90 persen dari barang yang kami bawa laku terjual,” kata dia kepada VIVAnews di Balai Sidang Jakarta (JCC), Jakarta , Minggu 22 Maret 2009.
Zacky mengungkapkan, hasil penjualannya selama lima hari di stand pameran ini lebih dari Rp 20 juta. Sedangkan harga jual produknya berkisar Rp 50 ribu – Rp 750 ribu.
Dia menambahkan, peserta pameran asal daerah biasanya ditunjuk gubernur dari provinsinya masing-masing. Produk yang dijual merupakan hasil kerajinan masyarakat setempat untuk mengenalkan kebudayaan serta menambah omzet pengrajin.
Hal senada juga diungkapkan Fifi Abdullah, pemilik Fifi Collection. Fifi yang memiliki kios tetap di Pasar Tanah Abang, Jakarta , mengakui keunggulan melalui pameran kerajinan, yaitu bisa memperluas pangsa pasar. “Bahkan, pada pameran seperti ini pernah ada satu perusahaan besar yang tertarik dengan produk saya,” tuturnya. “Mereka membeli dalam jumlah banyak untuk diekspor ke Singapura.”
Fifi menjelaskan, salah satu keunggulan pameran adalah pengunjung yang datang mayoritas merupakan kalangan menengah atas. Ini berpotensi meningkatkan omzet penjualan peserta pameran.
Egi (27), salah satu pengunjung mengatakan, dia menyediakan dana hingga Rp 2 juta untuk berbelanja. Mengunjungi pameran kerajinan bisa membantunya mencari barang-barang unik dari luar kota . Hal tersebut akan menghemat banyak waktu serta biaya daripada berkunjung langsung ke daerah.
“Harganya lebih murah dibanding di mal. Kualitasnya ada yang bagus, tapi ada juga yang biasa,” katanya.
Pantauan VIVAnews, hari terakhir pameran sangat dipadati pengunjung. Perjalanan di sepanjang stand pameran terasa panjang karena pengunjung saling berdesakan.
bisnis.vivanews.com