Rasanya
semua pembaca mengenal dan akrab dengan kata “innovation” (inovasi).
Bukan saja mengenal namun merasakan getaran yang kuat ketika membaca dan
mendengar kata ini.
Para pelaku bisnis sangat gandrung dengan
kata-kata seperti “breakthrough” (terobosan), “innovation” (inovasi),
sekalipun memiliki gambaran yang berbeda-beda; bervariasi sesuai dengan
pengalaman mereka.
Satu hal yang ketika ditanyakan kepada sekian
puluh, ratus, dan ribu orang, mereka akan menyiratkan jawaban yang sama
bahwa innovation (inovasi) adalah kunci terobosan untuk menjadi sukses.
Entah itu inovasi yang berkaitan dengan produk, ataupun yang berkaitan
dengan marketing; kesan yang sama adalah bahwa inovasi akan menjadi
terobosan dan kunci keberhasilan bagi sebuah perusahaan untuk eksis,
established dan berkembang di pasar.
Namun, betulkah bahwa setiap
inovasi akan membawa perusahaan ke puncak keberhasilan? Ternyata tidak
selalu! Secara inovasi produk dan konsep, mungkin berhasil. Tetapi,
dalam perjalanan berikutnya, karena tidak didukung atau ditunjang dengan
pengelolaan yang benar dan terlebih counter-attack dari pesaing
terkuat, tidak jarang hasil inovasi gugur di tengah jalan.
Entah
betul atau tidak, sembilan dari 10 hasil inovasi mengalami kegagalan.
Bagi yang pesimistis, akan mengatakan buat apa melakukan inovasi jika
kesempatan berhasil begitu kecil. Tetapi, orang yang berpikiran positif
dan biasanya optimistis akan berkata justru karena chance begitu kecil
maka harus melakukan inovasi sebanyak-banyaknya.
Bukankah sikap,
keputusan, dan tindakan dalam bisnis tidak mutlak seperti dalam
matematika; jikainput begini pasti output begitu? Tidak jarang yang pada
awal mulanya terlihat seperti sebuah kegagalan, justru tanpa diduga
menjadi faktor keberhasilan ataupun sebaliknya.
Demikian pula
dengan inovasi; tidak salah jika Anda tak bersedia melakukan inovasi
karena berbagai faktor yang menghambat, menghalangi, dan tidak
mengizinkan Anda untuk melakukannya. Oleh karena itulah kali ini kita
akan berkenalan dan mengakrabkan diri dengan kata “Renovation” atau
“Renovate” (renovasi-kata kerja).
Tidak terlalu sukar untuk menggambarkannya. Bayangkan sebuah rumah
yang telah ada atau berdiri sebelumnya kemudian dengan berjalannya
waktu menjadi “out of date” dan ditambah pula mengalami kerusakan di
sana-sini. Nah, Anda harus berbuat sesuatu. Sebuah analogi sederhana.
Sergio
Zyman, Chairman Zyman Group, bekas petinggi marketing The Coca-Cola
Company, penulis buku best seller, “The End of Marketing as We Know It,”
dalam bukunya yang terbaru, “Renovate before you Inovate” (Penguin
Group, 2004) memberikan tips bagaimana dan apa saja yang Anda perlu
perhatikan dalam melakukan renovasi.
Anda harus melakukan review (tinjau ulang) dan revision (revisi-perbaikan) terhadap enam komponen bisnis Anda:
1. The way you think (cara Anda berpikir) Anda
harus berpikir sebagai penantang, bukan sebagai juara. Tujuannya agar
Anda dapat berpikir lebih keras untuk menjadi juara dengan mengumpulkan
dan memilih pemikiran-pemikiran renovasi.
2. Your destination (tujuan akhir Anda) Tetapkan kembali tujuan dan apa yang Anda harapkan bagi perusahaan Anda dalam sekian puluh tahun ke depan.
3. Your competitive frame (kerangka atau ruang lingkup persaingan atau daya saing Anda). Apa
saja situasi yang menjadikan Anda bersaing dengan pesaing Anda. Ada
yang mungkin tidak diperlukan (redundant) atau sebaliknya ada yang
diperlukan tetapi selama ini tidak Anda lakukan (lack, neglected)
4.
Your segmentation – How you think about customers (Segmentasi – apa
yang Anda pikir tentang pelanggan atau pemakai produk atau layanan Anda)Rencana
atau program awal ketika produk diluncurkan bisa saja mengalami
perubahan karena pelanggan dan pengguna produk Anda berbeda dari yang
Anda pikirkan pada awal mulanya.
5. Your brand positioning (penempatan brand Anda di benak pelanggan dan pengguna).Sama
halnya dengan review yang dilakukan terhadap segmentation maka brand
positioning kita juga perlu di-review apalagi dengan adanya
counter-attack dari pesaing terutama market leader, bisa sajabrand
positioning Anda menjadi tidak tajam, melenceng dari tujuan.
6. Your customers brand experience (pengalaman pelanggan dan pengguna terhadap brand produk atau layanan Anda)Ini
adalah faktor yang paling penting yang banyak para pemasar
mengabaikannya karena mereka terbius dengan success story melihat
angka-angka sales yang menanjak terus. Pengalaman para pelanggan atau
pengguna produk atau layanan Anda menjadi input atau feedback yang
sangat penting untuk dan dalam menentukan baik positioning maupun
segmentation ke depan.
Yang terpenting Anda terus menerus
berpikir dan berusaha; jika tidak melakukan “inovasi”, setidaknya
“renovasi,” jangan tanpa sama sekali agar produk dan atau layanan Anda
tetap eksis dan terkesan tetap segar di pasar. (*/Okezone)
|