Banyak
cara meraup untung dari dunia maya. Jika jeli, ada beragam model bisnis
online yang sudah jalan dan sebagian bisa ditiru dengan sedikit
perubahan, atau sekadar menjiplak. Meski semuanya menjanjikan
keuntungan, belum tentu realisasinya semudah itu. Setiap model
bisnis punya cara penanganan berbeda. Para pionir mungkin bakal
menikmati keberhasilan sekaligus risiko kegagalan di awal. Tapi, para
penjiplak model bisnis juga tidak kalah besar risikonya jika tidak mampu
menunjukkan sesuatu yang beda dari model bisnis yang sudah ada. Berikut ini garis besar tiga model bisnis online yang sudah sering digunakan dan sebagian sukses dan bertahan.
Jualan produk Bisnis
paling jamak di dunia maya adalah berjualan. Produknya terserah Anda,
mulai buku elektronik, aplikasi perangkat lunak (software), produk
elektronik, hingga barang bekas. Prinsipnya, Anda harus jeli melihat
kebutuhan pasar. Paling gampang memang meniru jenis yang sudah sukses.
Tapi, Anda juga bisa membidik ceruk pasar yang belum tergarap pemain
lain. Jika ingin biaya minim, tak perlu membuat situs khusus.
Anda bisa memanfaatkan beberapa situs mal online seperti BliBli.com,
Ebay.com, Plasa.com, atau beberapa situs jejaring sosial seperti
Multiply.com. Beberapa dari mereka mematok fee transaksi ke anggotanya.
Tapi, ada juga yang gratis. Mau lebih murah atau tanpa biaya
lagi? Coba manfaatkan modal memiliki jaringan seperti Facebook, Twitter,
atau komunitas (Yahoogroups.com), Anda juga bisa memulai bisnis ini
dengan modal kecil. Targetnya sudah jelas, Anda juga sudah dikenal atau
dipercaya.
Bisnis iklan Model
bisnis online yang cukup marak juga adalah mengincar pengiklan.
Beberapa yang terkenal antara lain model iklan baris, paid to click
(PTC), paid per click (PPC), paid to survey (PTS), affiliate marketing,
dan paid to review (PTR). Selain harus bermodal situs, entah blog
atau website dengan nama domain khusus, Anda juga harus memastikan
pengunjung situs cukup banyak. Beberapa situs jejaring sosial seperti
Multiplay dan mal online seperti TokoBagus.com mendongkrak jumlah
pengunjung untuk mengincar pengiklan besar. Pendapatan dari
model bisnis PTC, PPC, PTS, dan PTR didapat dari jumlah klik iklan dalam
situs. Di PTC dan PPC, pengiklan akan membayar Anda sesuai jumlah klik,
Anda juga harus membayarkan sebagian lagi ke pengeklik. Tarif PTC di
Indonesia sekitar Rp 10–Rp 300 untuk tiap klik iklan. Affiliate
marketing juga hampir mirip. Bedanya, inti sistem ini membantu
memasarkan suatu produk tanpa harus membeli produk tersebut. Anda
berdiri di tengah-tengah antara penjual dan pelanggan. Sementara
mekanisme PTS dan PTR, Anda seperti punya toko jasa survei dan review
(ulasan) produk. Anda membayar setiap pelanggan yang memberikan ulasan
atau survei dari form Anda sediakan. Keuntungan jasa ini biasanya datang
dari mitra atau perusahaan penebar survei dan pemilik merek besar. Anda
bisa menetapkan fee setiap survei atau review dari pemasangan iklan.
Unggah dan unduh Belakangan
juga marak model bisnis online yang menyediakan fasilitas unggah dan
unduh data, termasuk penyimpanan file atau dokumen. Contohnya, 4Shared,
Rapidshare, dan Ziddu.com. Fitur standar memang digratiskan.
Tapi, jika ada pelanggan yang ingin lebih, ada tarif yang harus dibayar.
Ada produk premium jasa penyimpanan file yang mematok tarif US$ 6,5
sampai US$ 90 per bulan selama satu tahun atau tergantung dari lamanya
berlangganan. Selain modalnya besar lantaran harus menyewa
server, saat ini, model bisnis ini sedang tertekan oleh aksi melawan
pembajakan. Situs seperti ini dianggap pendukung pembajakan. (*/Kontan.co.id/AS) |