Harga Penawaran Umum IPO adalah harga yang harus dibayar oleh semua pemesan saham IPO tersebut, baik pemesan di book-building ataupun di pooling.
Harga Penawaran Umum ini ditentukan penjamin emisi (underwriter) setelah mempertimbangkan hasil book-building saham tersebut. Kalau peminat book-building banyak, harga ditentukan di batas atas dan pemesan mendapat jatah sedikit. Kalau peminat book-building sedikit, harga ditentukan di batas bawah dan pemesan mungkin mendapat jatah banyak. Untuk mengetahui dengan jelas arti book-building, silahkan baca pos “Arti Istilah Book-Building IPO Saham di Bursa Efek Indonesia.”
Pada kasus IPO Garuda Indonesia, harga penawaran ditetapkan di Rp 750 yang merupakan batas bawah kisaran harga book-building antara Rp 750 – 1100. Apa artinya?
Logika sederhana mengatakan bahwa saham Garuda sepi peminatnya, makanya harga ditentukan di batas bawah. Apalagi terbersit berita Garuda mengurangi jumlah saham yang ditawarkan. Kalau barang laku keras, biasanya persediaan/supply malah ditambah bukan dikurangi. Kalau supply dikurangi, logika mengatakan bahwa barang tidak laku.
Bukti tambahan bahwa saham Garuda sepi peminat: investor mendapat jatah pemesanan book-building sekitar 50%. Kalau peminat banyak, investor biasanya hanya kebagian jatah book-building kurang dari 1% yang dipesan. Pada saat book-building Krakatau Steel, malahan banyak investor yang tidak mendapatkan jatah book-building sama sekali.
Apa arti semua ini untuk pemain saham?
Kalau anda membeli barang yang sepi peminat, anda akan sulit menjual kembali barang tersebut kepada orang lain. Pada kasus saham, kalau kebanyakan investor sudah mendapat jatah banyak pada saat book-building dan pooling, kecil kemungkinan investor memborong saham tersebut pada saat saham diperdagangkan di bursa. Dengan memakai logika ini, kemungkinan besar saham Garuda sulit naik pesat pada hari listing, malahan jauh lebih mungkin untuk turun.
Saya tidak mengatakan bahwa saham Garuda akan turun pada saat listing. Saya jujur tidak tahu. Tapi sebagai pedagang saham, saya hanya tertarik membeli saham yang banyak peminatnya supaya saya bisa menjual saham tersebut dengan mudah di harga lebih tinggi. Kalau ada indikasi awal bahwa IPO saham sepi peminat, untuk apa saya ambil resiko membeli saham tersebut?
Karena alasan di atas, saya selalu memperingatkan pemula main saham untuk TIDAK ikut book-building saham IPO dan hanya ikut pooling IPO saham yang jatah book-buildingnya kurang dari 5%. Kalau anda TIDAK mengikuti kaidah ini, sangat mungkin anda akan rugi. Kalau anda mengikuti kaidah ini pun, masih ada resiko rugi. Silahkan baca pos “Cara Main Saham IPO Untuk Pemula,” “Main Saham IPO Tidak Berarti Pasti Untung” dan “Beli Saham IPO di Book-Building Bisa Rugi Besar.”
Mungkin anda mengatakan bahwa anda adalah investor jangka panjang dan tidak peduli apakah saham IPO yang anda beli akan turun pada saat listing. Menurut saya ini logika bodoh. Mengapa? Karena kalau saham turun pada saat diperdagangkan, anda bisa membeli saham tersebut di harga lebih murah dari harga IPO. Kalau bisa membayar murah untuk barang yang sama, kenapa mau membayar mahal?
Ketika bermain saham, anda harus mempertimbangkan risk-reward ratio, rasio resiko-pahala. Kalau resiko besar tetapi pahalanya kecil, buat apa coba-coba?
Pos-pos yang berhubungan:
- Arti Istilah Book-Building IPO Saham di Bursa Efek Indonesia
- Cara Main Saham IPO Untuk Pemula
- Main Saham IPO Tidak Berarti Pasti Untung
- Beli Saham IPO di Book-Building Bisa Rugi Besar
[Pos ini ©2011 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]