Setiap
entrepreneur harus jujur mengenai kelebihan dan kekurangannya dan
bersikap realistis mengenai alasan mereka memilih jalan hidup sebagai
entrepreneur. Untuk tiap entrepreneur, bahkan untuk sebuah peluang
bisnis terbaik jika digarap dengan alasan yang kurang tepat, akan
berisiko lebih tinggi untuk mengalami kegagalan. Sejumlah alasan sudah
dapat diterka tetapi sebagian lainnya lebih jarang dikemukakan. Data
statistik di AS mengemukakan setidaknya separuh jumlah usaha baru
berguguran dalam waktu 5 tahun dan banyak startup yang mampu bertahan
akhirnya juga rontok. Jika Anda tidak ingin menjadi bagian dari data
kegagalan itu, pertimbangkan untuk memperbaiki alasan memilih mendirikan
bisnis baru, terutama jika Anda memiliki salah satu dari perspektif
berikut:
1. “Saya lelah bekerja keras dan merasa stres sepanjang waktu” Memulai
dan membesarkan bisnis baru sangat menguras tenaga dan pikiran dan
tingkat stresnya cukup tinggi. Mungkin Anda harus mengamati secara
cermat alasan-alasan yang Anda gunakan untuk menjustifikasi kelelahan
dan stres di tempat kerja yang sekarang ini. Biasanya masalah pribadi
dan kesehatan tak akan enyah begitu saja saat Anda memulai bisnis.
2. “Ini hobi saya jadi mengapa tidak jadikan sebagai bisnis?” Masalahnya
di sini ialah bahwa sebagian besar hobi memakan biaya daripada
menghasilkan uang. Hanya karena Anda menyukai sesuatu aktivitas, bukan
berarti orang lain bersedia membeli.
3. “Saya putus asa karena tak menemukan pekerjaan yang cocok” Dengan
resesi yang melanda dunia, pekerjaan makin sukar didapat. Namun jangan
lupa bahwa bisnis makin sering berguguran juga. Orang yang putus asa
jarang sekali sukses menjadi entrepreneur dan mungkin tidak memiliki
kekuatan yang dibutuhkan untuk mendirikan bisnis.
4. “Keluarga saya selalu bergelut di bisnis jadi ini sudah mengalir dalam darah saya” Entrepreneur
yang sukses umumnya memiliki karakteristik bawaan yang sama tetapi
belum dipastikan apakah sifat-sifat itu secara otomatis bisa diturunkan
pada anak-anak mereka. Jika Anda memiliki passion di bidang lain,
pikirkan kembali saat harus menjalankan bisnis keluarga.
5. “Saya mewarisi uang dan memulai bisnis pasti menjadi investasi yang bagus” Anda
tidak dapat memulai bisnis tanpa modal tetapi memiliki modal tak
berarti Anda bisa memulai dengan lebih mudah. Belajar itu mahal dan
berisiko. Akan lebih rendah risikonya untuk berinvestasi pada seseorang
dengan riwayat berbisnis yang sudah bagus atau menyimpan uang di bank
saja.
6. “Saya memiliki banyak waktu dan saya mau penghasilan tambahan” Menjadi
entrepreneur bukan pekerjaan paruh waktu. Startup sebenarnya ialah
pengeluaran kedua yang lebih dari sekadar pendapatan kedua. Untuk
pendapatan tambahan, Anda lebih baik melamar pekerjaan paruh waktu di
perusahaan yang sudah mapan.
7. “Saya benci memiliki atasan dan hanya menjadi pekerja” Jangan
memulai bisnis dengan alasan kekuasaan atau otoritas. Saat Anda menjadi
seorang pemiliki bisnis, pelanggan, pemasok, kreditur, mitra dan banyak
orang lain akan menjadi atasan baru Anda. Orang-orang ini mungkin
bahkan lebih keras dari atasan Anda sekarang. Dan mereka memiliki
standar kepuasan yang mungkin lebih tinggi pula.
8. “Semua teman saya memiliki bisnis sendiri dan tampaknya mereka sukses” Anda
tidak perlu mempercayai semua yang Anda dengar mengenai teman Anda
begitu mudah. Yang pasti jangan begitu saja memilih bisnis yang sedang
tren yang Anda tak ketahui smaa sekali, hanya untuk menjadi populer.
Bahkan teman-teman yang baik cenderung melupakan pembicaraan mengenai
kerja keras dna pengorbanan yang mereka lakukan selama bertahun-tahun
sebelum sukses seperti sekarang.
9. “Saya ingin jadi kaya jadi saya coba berbisnis” Memulai
usaha dengan impian menjadi kaya raya kemungkinan besar akan membuat
kecewa. Tidak ada bukti bahwa entrepreneur menghasilkan laba lebih
tinggi secara rata-rata dari pekerja biasa. Terdapat banyak bukti bahwa
risiko kegagalan lebih tinggi sebagai pemilik bisnis.
10. “Tujuan utama saya ialah utnuk berkontribusi pada masyarakat” Pemikiran
seperti ini patut dipuji tetapi akan lebih baik jika Anda memikirkannya
setelah membangun bisnis yang sukses. Bukan sebelumnya. Jika mengubah
dunia ialah motivasi Anda dan uang bukan motivasi terbesar Anda, maka
lakukan saja, tanpa membuat pendirian usaha sebagai penghalang. Bagi
siapapun yang terinspirasi menjadi entreprneeur, disarankan untuk
memulai dengan berjejaring dengan mereka yang sudah berpengalaman
sebelum benar-benar menerjunkan diri dalam dunia entrepreneurship.(*AP) |