Tangkapan Victor Luis dan Wiem Kusworo (BeritaMancing.net)
Sebagai ikan konsumsi, ikan ini disukai di Riau, misalnya, yang sejak lama sudah menjadi santapan yang disukai. Kendati demikian, ketersediaan ikan ini semakin hari semakin berkurang, termasuk karena resiko eksploitasi over-fishing, sementara perlindungan dan restocking belum ada. Riset yang dilakukan Hendrik dari Universitas Riau, misalnya, mencatat bahwa keberlimpahan ikan tapah dalam tahun perbandingan 1985 dan 2010 bergeser dari banyak (+++) menjadi jarang (+). [1]
Hasil penelitian di Sungai Kampar, Riau oleh Pareng Rengi, Bustari dan Sumarto, juga diperkuat temuan bahwa jumlah ikan tapah (Willago leerie) menunjukkan kecenderungan penurunan yang semakin beresiko. Status ikan ini sudah termasuk terancam punah, yang perlu mendapat prioritas untuk dilakukan pengembangan melalui budidaya dan restocking. Metode budidaya yang disarankan adalah penggunaan keramba, di samping perlunya penetapan wilayah konservasi perikanan.[2]
Faktanya, ikan yang suka hidup di dasar sungai dan memangsa ikan kecil lainnya ini lama-lama akan semakin sulit ditemukan. Jangankan yang berukuran besar, yang berukuran kecil dan sedang saja pun akan semakin jarang tersedia di alam. Sudah diperlukan perhatian yang lebih sungguh-sungguh dari semua pihak, baik Pemerintah maupun masyarakat, untuk tidak memandang enteng status ketersediaan ikan tapah yang kita miliki.
Bagi hobbyistpemancing, memancing ikan tapah di alam bebas memang merupakan suatu tantanganyang sulit dielakkan. Diperlukan pengetahuan yang memadai untuk tahu di mana atau ke mana bisa memancing ikan ini, bagaimana tekniknya, bagaimana spotting lokasi keberadaannya, dan lain sebagainya.
Khabar Ikan melihat bahwa selain otoritas perikanan dan akademisi universitas, para hobbyists dapat juga menjadi penggerak kesadaran (awareness) masyarakat mengenai status kelangkaan ikan lokal yang bernilai tinggi ini, agar jangan sampai benar-benar punah dari daftar kekayaan alam Nusantara.
[16/8/2015 – Isrotul Qiro/Tim Khabar Ikan]
[1] Kajian dilakukan dengan sampling di Danau Pulau Besar dan Danau Bawah, Kabupaten Siak, Riau. Lihat Hendrik, �Potensi Sumber Daya Perikanan dan Tingkat Eksploitasi (Kajian terhadap Danau Pulau Besar dan Danau Bawah Zamrud Kabupaten Siak Provinsi Riau)�, Jurnal Perikanan dan Kelautan, 15/2, 2010, hal. 124.
[2] Lihat Pareng Rengi (et.al), �Kajian Kelestarian Ikan Lokal (Ikan Tapah dan Kelemak) di Wilayah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau�, Berkala Perikanan Terubuk, Vol. 41, No.2, Juli 2013, hal. 89.