Makanya, untuk menghindari kemacetan, banyak bank yang lebih suka menyasar para karyawan. Selain pembayarannya lebih pasti ”karena langsung dipotong dari gaji bulanan tingkat macetnya juga lumayan kecil. Di BNI, yang macet tidak sampai 1%,kata Baiquni. Tapi terlepas dari sikap hati-hati para bankir, kehadiran Kredit Tanpa Agunan jelas cukup menguntungkan bagi para pekerja yang membutuhkan. Meski demikian, ada baiknya debitor mencermati betul sebuah produk tanpa agunan yang ditawarkan oleh bank, misalnya menyangkut proses persetujuan kredit, jangka waktu kredit, tingkat suku bunga, persyaratan, dan beban biaya administrasi yang akan dibebankan oleh bank. Soal suku bunga, inilah hal terpenting yang mesti dipertimbangkan sebelum menentukan pilihan. Di beberapa bank yang mengeluarkan kredit tanpa agunan, tingkat suku bunganya berkisar 12%-20%, tergantung lamanya masa pinjaman. Besaran bunga tadi jika dibandingkan dengan suku bunga kredit KPM (kredit kepemilikan mobil) atau KPR, tidak berbeda jauh. Khusus KPM, untuk mobil baru yang harganya di atas Rp 100 juta bunganya memang berkisar 5%-6% per tahun. Tapi untuk kredit mobil bekas—dengan harga di bawah Rp 100 juta bunganya bisa mencapai 11%-14,5%. Dengan faKredit tanpa Agunan itu, bukankah lebih menarik mengambil Kredit Tanpa Agunan. Selain bunganya tak beda jauh, debitor juga tidak disibukkan lagi dengan agunan (dalam bentuk BPKB atau sertifikat kepemilikan rumah) yang mesti ditahan oleh bank. Tapi, kendati pemakaian Kredit Tanpa Agunan lebih fleksibel ketimbang produk pinjaman lainnya, ada baiknya situasi dan kondisi keuangan Anda dilihat dulu. Soalnya, yang namanya kredit tetap sama saja, setiap bulan harus membayar dalam jumlah tertentu. Jadi, sebaiknya, teliti betul-betul setiap tawaran pinjaman dari bank. Jangan sampai karena pencairannya relatif mudah, hidup justru makin terbebani. Bukankah produk kredit dibuat untuk memudahkan hidup dan bukan sebaliknya? majalahtrust.com