Makna “Dow Jones” Bagi Pemain Saham Indonesia (Bagian II)

Pos “Makna ‘Dow Jones’ Bagi Pemain Saham Indonesia (BagianI)” menjelaskan apa itu Dow Jones Industrial Average. Nah, setelah anda tahu apa itu Dow Jones Industrial Average (DJIA), kini saatnya anda memahami makna dan hubungan DJIA bagi pemain saham Indonesia.

Anda sudah tahu dari pos sebelumnya bahwa DJIA adalah indeks saham-saham di Amerika Serikatyang merupakan pusat keuangan dunia, setidaknya sampai saat ini. Karena perekonomian Amerika Serikat begitu mendominasi perekonomian negara-negara lain, pergerakan harga saham-saham di sana juga mempengaruhi pergerakan saham di negara-negara lain. Kalau DJIA naik, saham di negara-negara lain biasanya ikut naik; kalau DJIA turun, saham di negara-negara lain biasanya ikut juga turun.

Kata kunci kalimat di atas adalah “biasanya.” Artinya, hal itu yang biasa terjadi tapi tidak selalu harus begitu.
Sering juga terjadi DJIA naik pada malam hari Waktu Indonesia Barat (WIB) tapi keesokan paginya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia tidak naik atau malah bergerak turun. Kebalikannya, kadang DJIA turun tapi esok pagi IHSG Indonesia tidak turun, malahan naik. 
Mengapa bisa begini?
DJIA memang mempengaruhi bursa-bursa saham lain di dunia termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI). Tapi walaupun IHSG Indonesia terpengaruh pergerakan DJIA, IHSG lebih condong mengikuti pergerakan bursa-bursa saham Asia pada hari yang sama, terutama bursa saham Singapura yang tercermin dari Strait Times Index (STI). Perhatikan juga bahwa BEI buka pada jam 09:30 WIB*, setelah bursa-bursa saham Asia lain (Jepang jam 07:00 WIB, Singapura jam 08:00 WIB, Hongkong 08:30 WIB, China 08:30 WIB) buka. Daripada mengikuti DJIA di Amerika Serikat, bisa dikatakan IHSG lebih condong “mengekor” bursa-bursa regional Asia.

[* NB: Mulai 02 Januari 2013, BEI buka pada jam 09:00 WIB.]

Artinya, anda jangan serta-merta menyimpulkan karena DJIA semalam naik maka IHSG pagi hari ini pasti naik. Itu yang “biasanya” terjadi, tapi tidak ada kepastian. Perhatikan dahulu pergerakan indeks-indeks saham regional Asia yang sudah buka pada pagi itu seperti Nikkei (Jepang), Strait Times (Singapura), Hang Seng (Hongkong), Shanghai Composite (China). Kalau DJIA naik dan Nikkei, Strait Times, Hang Seng, Shanghai naik, kemungkinan besar IHSG akan naik.
Tapi ada satu informasi lebih penting lain yang bisa anda dapat dengan memperhatikan pergerakan DJIA vs. IHSG: anda bisa membandingkan level bullish (atau bearish) indeks yang satu (DJIA) relatif terhadap yang lain (IHSG).
Maksud saya begini, kalau DJIA naik 1% tetapi IHSG naik 2% berarti saham-saham Indonesia lebih diminati investor daripada saham-saham Amerika; IHSG lebih bullish daripada DJIA. Kalau DJIA naik 1% tapi IHSG cuma naik 0.2% berarti saham-saham Indonesia kurang diminati; IHSG kurang bullish dibanding DJIA. Lebih-lebih lagi kalau DJIA naik 1% tapi IHSG turun 1%, ini berarti saham-saham Indonesia tidak diminati oleh investor; IHSG bearish padahal DJIA bullish. 
Bagaimana menginterpretasikan level bullish IHSG relatif terhadap DJIA? Silahkan lanjut baca ke pos “Pengaruh Gejolak Dow Jones Pada IHSG Bursa Indonesia.”




Pos-pos lain yang berhubungan:

  • Arti “Bullish” dan “Bearish” di Bursa Saham
  • Pengaruh Gejolak Dow Jones Pada IHSG Bursa Indonesia

[Pos ini ©2011 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Terimakasih telah membaca di Topbisnisonline.com, semoga bermanfaat, mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, Aopok.com dan join di komunitas Topoin.com.


Top Bisnis Online
Logo
Compare items
  • Total (0)
Compare
0