selesai tanggal 1 januari 2017…
bursa saham ketika ihsg sekitar 4572.
bursa saham, yang sudah mendekati siklusnya.
besar akan terjadi di 2018. Tapi kenapa saya sdh keluar lebih dulu?
kumpulkan akan bisa tergerus habis-habisan di bursa saham.
dia dtg lbh dulu, 2017 atau bahkan 2016?
sdh saya punya.
saya taruh di rekening tabungan. Pertimbangannya, krn uang itu akan saya
belikan saham lagi, dan biasanya bursa saham turun dalam ketika kurs USD naik
tinggi. Selain itu juga utk menjaga nilai uang saya, krn mungkin akan ada di
tabungan hingga 2018..
untuk membeli saham, siapa tau nanti bs ikut pesta window dressing/januari
effects. Jadi mulai bulan november kmrn, saya mulai aktif lg buka2 LK Q3/2016,
dan nemu 5 emiten yg sahamnya cukup menarik untuk saya beli.
Q3/2016) : MAIN. Labanya naik signifikan, tapi harganya blm naik banyak.
1310, MAIN PER-nya 9,45x ; PBV 1,64x.
potensi growthnya masih sangat tinggi… Selama ini PBV MAIN, sama seperti CPIN
dan JPFA, biasanya selalu di atas 3x, malah pernah hingga 6x..
JSMR. Kenapa? Karena kok labanya naik tinggi, tapi harga sahamnya turun terus,
bahkan di bawah lowest 2015 kmrn (4500).
right issue di harga Rp 3900 – Rp 4500.
PER-nya 16,51; PBV 2,53x.
ngeliat JSMR di PER di bwh 17x, atau PBV di bwh 3x. Makanya saya tertarik
sekali untuk beli.. apalagi kalo bisa dpt di Rp 3900.
tertarik beli ADHI krn PBV-nya 1,37x (di Rp 1995), jauh di bawah saham konstruksi
lainnya.
ndilalah waktu JSMR turun ke 3900 itu, saya ngga bs beli, krn di rekening saham
saya ngga ada uang. Dan utk transfer dr rek usd ke rek rupiah, ngga bs via
mobile banking atau internet banking, tapi harus ke bank, dan saya belum ada
waktu utk ke bank.. L
JSMR sdh 4100-an…
1300. Skrg MAIN-nya turun ke 1200-an, tapi sy msh hold krn LK-nya bagus (tapi
akh des, MAIN close di 1300 lg J).
labanya msh tumbuh, ekuitas jg tumbuh. BBNI jg sama. Laba tumbuh sangat bagus,
tapi harganya cm naik sdikit. Secara PER dan PBV, msh sangat murah.
BBRI ketika PBV-nya 2x dan PER-nya 10x (Rp 11350).
di bwh 10x (Rp 5375).
ketika LK Q1 keluar atau ketika akan bagi deviden. Atau malah hanya sampai awal
januari aja, krn ikutan januari effects.. J
saham2 ini sempat naik tajam, jadinya di closing akhir desember saya jual smua
dulu (per akhir desember, saya hanya punya JSMR dan MAIN).
ketika mereka ada koreksi lg, saya mau beli lagi.. mdh2an dpt harga beli di
harga di bwh harga beli saya kmrn…
sblm terjadi siklus koreksi besar di bursa. Jadi sekarang cuma trading aja, itu
pun jumlahnya hanya saya alokasikan maksimal 20% dr total cash yang saya punya.
naik 15,83%.
ihsg, sdh jelas keputusan saya utk out dr saham di awal januari, itu salah
total. Tapi di balik itu, saya juga merasakan pengendalian diri saya semakin
membaik. Walaupun ihsg naik, tapi krn fokus saya bukan sekedar profit di 2016,
tapi much bigger profit dr siklus crash 10 thn bursa saham, saya tetap bisa
menahan diri utk ngga beli saham.
ini), saya gunakan utk belajar keuangan dan investasi lebih banyak lg. Saya
juga belajar narik trend line di chart saham lagi. Puluhan chart saya ubek2 utk
saya bikin trendline-nya J
ilmu2 yang saya pelajari kmrn, mdh2an return investasi saya di masa depan akan
jauh lebih baik… aamiin…
yang saya jual di awal thn kmrn. Waktu itu
saya sempat punya PTBA yang sy beli di harga 4500 (november 2015), dan saya jual di 4300-an krn
saya mau keluar dr bursa. PTBA saya beli karena PBV skitar 1,5x, murah bgt.
Padahal ketika crash 2008, lowest PBV PTBA adalah 2,16x. Dan sekarang harga
PTBA sdh Rp 12.500,-
bagus dgn PBV sekarang yang sdh di bwh lowest PBV waktu crash 2008 kmrn.. jd
wlpn bursa saham dalam keadaan normal, ternyata tetap ada aja saham2 emas yang
bagus utk dibeli.. J
perhatiin berita ttg saham BEI. Kebetulan juga, krn anak saya sekolahnya sdh
beda-beda, jadi waktu saya habis utk anter jemput anak2 sekolah dan les. Tapi
saya msh suka baca berita2 ekonomi/keuangan dr media2/investor2 di luar negri. Jadi saya
banyak belajar ttg ekonomi dunia skrg ini. Saya belajar hubungan antara kurs
mata uang, rate obligasi negara, bursa saham, cadangan devisa, defisit/surplus
anggaran pemerintah, neraca perdagangan, dsb. Dulu waktu kuliah, sempat belajar
topik2 itu tp cuma nangkep selintas aja. Alhamdulillah selama off, saya bs
belajar makro ekonomi lbh dalam lagi..
bermanfaat juga bila saya sharing di sini. Ini saya coba tuliskan dengan bahasa
yang mudah dicerna oleh investor pemula :
salah satu posting saya, saya sempat tulis bahwa waktu crash 2008 dulu, PER
bbrp saham bluechip seperti SMGR, BBRI, ASII itu sempat di bawah 5x. Tapi
sepertinya saya sempat missed 1 hal : BI rate thn 2008 = sekitar 8 – 9%. Dengan
BI rate 9% saja, PER BI rate = 100 : 9 = 11,11x, sehingga ketika PER BI rate
11x, wajar jika big diskon, bluechip bagus PER-nya jatuh ke stengah BI rate,
alias 5x.
PER BI 7 day rate = 100 : 4,75 = 21,05x.
besar di bursa dan ada saham bluechip dgn PER yang sdh stengah PER BI rate,
bisa saja saham itu sdh masuk undervalued. Apalagi bila PBV sdh di bwh 2x.
saham banking seperti BBRI, BBNI, BBTN masih di bwh 12x.
dlm keadaan undervalued?
juga masih di bwh 1,5x. Masih murah bangettttt, kalo menurut saya…
kecenderungan BI 7 day rate akan smakin turun, maka PER saham2 bagus akan
cenderung semakin naik..
saham global beberapa thn belakangan ini.
turun dr puncaknya 20% (di thn 1980) menjadi 10% (1989), kemudian 5% (2007) dan
0,25% (2009 – 2015).
naik menjadi 0,75%.
menaikkan suku bunga sekitar 3 – 4x di thn 2017 nanti (tapi waktu desember
2015, the fed jg bilang akan menaikkan suku bunga 3-4x di 2016, ternyata
realisasinya hanya 1x saja).
di thn 2007 menjadi 0,75% sekarang ini mengangkat indeks saham DJI dr puncaknya
14198 (thn 2007, utk kemudian turun ke 6469 thn 2009) menjadi 19852 (29 Des
2016).
sekarang ini, dan kemungkinan ada pembalikan trend suku bunga (dari turun terus,
flat lama dan sekarang mungkin menjadi naik), membuat banyak investor di luar sana
yang berpendapat bahwa bursa saham sudah bubble dan rawan pecah, alias crash.
suku bunga dari 0,5% ke 0,75% mungkin hanya kecil, krn hanya 0,25% selisihnya.
Tapi bagi orang yang berutang, itu artinya mereka harus membayar bunga pinjaman
50% lebih mahal. Bayangkan kalo bunga pinjaman naik 100%, 150% atau malah
200%….
dengan marjin. Kalo bunga naik, yang beli pake marjin mungkin akan mengurangi
posisinya, sehingga mrk akan menjual saham yang mrk punya.. lbh banyak penjual
drpd pembeli, tentu akan menyebabkan harga akan turun…
menaikkan suku bunga 3-4x di thn 2017, banyak orang yg bilang bahwa bubble di bursa saham
sdh rawan pecah…
memperhatikan saham2 di DJI, DAX, FTSE, brp PER mrk, growth mereka dsb.
ASII 22x, dan sejak saya beli saham dr 2008, seingat saya PER ASII ngga pernah
setinggi itu.
BBNI, SMGR, JSMR, PTBA, CPIN, saya liat PER dan PBV-nya masih belum setinggi di
2007 atau 2012/2013.
yang PBV-nya jauhh lbh kecil lg…
belum merata, krn masih banyak saham2 yang berada di valuasi normal, atau malah
undervalued.
benar2 menaikkan suku bunga 3-4x di thn 2017, saya pikir BI mungkin juga akan menaikkan
BI 7 day rate-nya.
naik di atas 2x, maka IHSG kemungkinan jg akan turun dulu…
memulai investasi di saham, strategi
terbaik membeli saham adalah ketika bursa saham sedang turun dalam. Dan
jangan asal beli. Minimal sebelum beli, cek dulu, labanya tumbuh atau ngga, PER
dan PBV-nya berapa kali. Sekarang saya hanya berpatokan pada PER dan PBV ini
dalam membeli saham. Tapi saya lebih suka pakai PBV dibandingkan PER, karena
lebih bisa diterapkan ke saham2 yang labanya sedang turun (misal : SMGR).
berinvestasi jangka panjang di saham2 komoditas. Harga komoditas naik/turun ada siklusnya, dan
bisa bertahun-tahun. Seperti contohnya saham2 batubara di BEI. Labanya terus
turun sejak thn 2012, dan baru mulai ada peningkatan laba di thn 2015. Untuk
investasi saham jangka panjang, sebaiknya hanya di saham-saham konsumer dan
banking aja. Saya sendiri, sekarang mindset long term investing sepertinya
bukan lagi beli dan hold utk selamanya. Tapi
beli ketika harganya murah banget (secara PBV terutama) dan jual ketika
harganya sdh mahal bgt (secara PER dan PBV), atau jual begitu labanya turun. Dan sambil dikombinasi dengan
TA-nya. Posisi jual yang sangat bagus adalah saat saham itu dalam keadaan sangat
bullish (MA 5 di atas MA 20, MA 20 di atas MA 60, di chart monthly), dan
stokastik daily-weekly-monthly dalam keadaan sdh overbought. Untuk posisi
beli terbaik, tinggal kebalikan posisi jual terbaik saja.
mau investasi di saham komoditas, sebaiknya pelajari dulu chart komoditasnya.
Misal, mau invest di saham coal, hrs pelajari dulu chart harga coal. Karena
harga komoditas larinya lebih duluan drpd sahamnya… Invest di saham komoditas
hanya dengan berpatokan LK, bisa bikin kita telat masuk dan juga telat keluar
(seperti pengalaman saya dulu dgn saham2 coal).
remehkan cara valuasi yang sederhana, seperti
PER dan PBV. Seringkali, metode sederhana dan digabungkan dengan
kesabaran menunggu saat membeli dan menjual yang tepat, malah akan memberikan
return investasi yang sangat bagus. Keep it simple.
ngga pernah lagi menghitung harga wajar saham. Saya lebih tertarik menghitung
brp PBV dan PER-nya saja. Terlebih untuk saham-saham yang labanya sedang turun,
berpatokan pada PBV bisa lebih memberikan hasil yang optimal dalam investasi.
Selama suatu perusahaan terus menghasilkan laba tiap thn, maka nilai ekuitasnya
akan terus naik, sehingga nilai Book Value (BV) akan cenderung naik. Untuk
saham seperti ASII, SMGR, BBRI, PBV di bawah 2x sdh termasuk bagus di saat
bursa saham sedang “normal”.
sempat menghitung PBV beberapa saham di harga lowest mereka di 2008, dan ini
nilai PBV yang saya dapat (based on LK Q4/2008) :
SMGR
= 1,34x
ASII
= 0,8x
PTBA
= 2,16x (di thn 2015, PBV PTBA sempat < 1,5x)
UNVR
= 15,13x
UNTR
= 0,67x
INDF
= 0,86x
JSMR
= 0,82x
BBRI
= 0,66x
CPIN
= 0,17x
LSIP
= 1,12x (di thn 2015, PBV LSIP sempat < 1x)
PGAS
= 3,4x (sekarang PBV PGAS di 2700 = 1,6x)
BBNI
= 0,37x
analisa chart, saya sekarang juga udah ngga pakai MA macem2. Lebih sering liat
MA 5 sama MA 60 monthly aja. Untuk daily, saya lebih suka liat MA 200. Kalau
untuk investasi, terutama di saham-saham consumer dan bank, sebaiknya beli
ketika harga di sekitar atau di bawah MA 20 monthly (ICBP, ROTI, UNVR, BBCA
misalnya) atau MA 60 monthly (BBRI, BBNI, BMRI). Semakin ke sini, saya semakin
menyukai metode yang simpel2 dalam berinvestasi, krn saya semakin fokus di
timing beli-jualnya aja…
bulan-bulan baik untuk membeli saham adalah sekitar bulan agustus-september-oktober,
krn pada bulan2 ini ihsg cenderung turun dalam. Walaupun ngga selalu begitu,
tapi secara historis, mayoritas polanya seperti itu. Bulan2 emas di mana ihsg
cenderung naik, biasanya bulan desember-januari, krn ada window dressing dan
januari effects.
ngga keluar angka 5500, hanya 5491 saja. Waktu itu saya sempat nulis ya, kalo
saya agak ngeri IHSG monthly akan bikin pola head n shoulder. Sampai saat ini,
saya liat potensi ke sana masih terbuka.
(5323). Dan ini yang pertama kali dalam 12 bulan terakhir, ihsg close di posisi
di bawah MA 5-nya. Jadi window dressing pun ngga bs mengangkat ihsg untuk close
di atas MA 5 monthly-nya.. Kalau liat dr chart monthly, begitu pertama kali IHSG close di bawah MA 5 monthly, biasanya bulan berikutnya akan bikin lower low dulu. Tapi ngga tau, thn ini akan seperti itu atau ngga..
kenceng banget, sampe pake gap naiknya, yang menurut saya, ini malah ngga
sehat. Apalagi bentuk candle terakhir di daily chart, jelek banget. IHSG
seperti ada potensi turun. Tapi selama turunnya ngga lebih rendah drpd low kmrn
(5022), ya ngga apa2. Apalagi kalo penurunannya nanti tertahan di sekitar MA
200 daily (5119), bisa jadi ini akan jadi sinyal bagus bahwa ihsg akan bs naik
lg, minimal ya sampai highest kmrn (5400). Tapi kalo ihsg terus turun dan
bikin lower low lg, lebih baik nahan diri dulu utk ngga langsung beli2…
nunggu di bawah atau di sekitar MA 60 monthly ini untuk belanja lebih banyak
saham bagus.. kalo ihsg masih jauh di atas itu, saya trading kecil2an aja kalo
pas lg ada waktu dan nemu chart saham yang bagus… yang jelas, semakin naik
ihsg-nya, semakin saya ngga akan mau beli banyak, krn itu artinya saham2 akan
semakin mahal untuk dibeli J
yang lain.. aamiin.. J
2016 ya… aamiin.. J
jawab ya, krn biasanya abis nulis, saya ngga pernah buka blog lg. Tapi kalo ada
yang email lgsg ke saya, biasanya saya usahakan selalu saya balas… kalo saya
ngga balas, mungkin saya ngga baca krn ketutup dgn banyaknya email2 lain,
terutama dr milis..