Untuk TA, saya hanya memakai 4 tools : candlestick, MA, MACD dan trendline.
Tapi yang saya tulis di sini hanya candlestick, krn buat saya candlestick ini sering banget dan berguna banget untuk trading.
Tapi sebelumnya, catet dulu, kondisi pemakaian candlestick ini hanya saya sarankan pada saham atau ihsg yang SUDAH TURUN BERHARI-HARI (minimal 3 hari atau 3 candle). Di sini saya jelaskan dengan candle DAILY dan WEEKLY ya, biar bs lgsg dipraktekkan bila nanti ihsg atau saham-saham menunjukkan gejala rebound.
Karena saya ngga bs masukin chart di sini, saya tulis aja angka-angkanya, ya.
Kita pakai contoh candle daily IHSG.
IHSG sudah turun 4 hari (4 candle) dari tanggal 18 agustus 2015 sampai hari ini, tanggal 21 agustus 2015.
IHSG hari jumat ini (21 agustus 2015), angka highest = 4401,669.
Bila besok hari Senin ihsg bisa close di atas highest hari Jumat, kita bisa simpulkan bahwa ihsg sudah rebound dan kita bisa beli untuk trading dengan chart daily.
Tapi bagaimana bila ihsg closenya masih di bawah 4401,669?
Brarti ihsg belum rebound.
Dan highest IHSG hari senin 24 agustus, kita jadikan patokan baru untuk mengetahui apakah ihsg sdh rebound di hari selasa nanti. Jadi highest hari Jumat ngga berlaku lagi, ya..
Sekarang coba kita terapkan ke saham, misalnya AISA.
AISA hari kamis tgl 20 agustus 2015, highestnya = 1635.
AISA sudah turun berhari-hari dan candlenya mulai menunjukkan ada perlawanan dari bull.
Tapi, saya belum beli AISA hari kamis itu.
Kenapa?
Karena harga belum melewati highest hari Rabu 19 agustus (1710).
Sekarang, hari Jumat 21 agustus, AISA 1575 (harga close sesi 1).
Harga AISA sekarang masih di bawah highest Kamis kmrn. Jadi AISA belum rebound…
Hari ini, jumat 21 agustus 2015, highest AISA ada di 1595.
Jadi kalo senin 24 agustus AISA bisa close di atas 1595, berarti AISA sdh rebound..
Kalo senin AISA masih close di bawah 1595, berarti AISA masih belum rebound juga.
Dan highest AISA hari Senin kita jadikan patokan baru lagi untuk dibandingkan dengan AISA hari selasa nanti…
Dengan bahasa yang lebih sederhana, kita bisa bilang : REBOUND terjadi bila harga hari ini sudah CLOSE DI ATAS HIGHEST harga kemarin..
Mudah-mudahan mengerti ya… 🙂
Kalo untuk beli dan simpan lebih lama, saya lebih suka menggunakan candlestick weekly atau golden cross-nya MACD weekly. Cara penggunaan candlestick weekly-nya mirip daily, hanya datanya kita pakai yang weekly.
Saya ambil contoh candlestick weekly IHSG jumat lalu (14 agustus 2015).
Highest IHSG di candle weekly-nya = 4771,72.
kalo jumat ini (21 agustus 2015) ihsg weekly close di atas 4771,72, maka kita bisa bilang bahwa ihsg sudah rebound.
Tapi kalo ihsg jumat ini ditutup di bawah 4771,71, maka ihsg belum rebound.
Dari data sekarang (jumat 21 agustus), highest = 4579,08.
Kalo jumat depan (28 agustus) ihsg ditutup di atas 4579,08 , maka kita bisa bilang ihsg sudah rebound.
Resikonya bila kita memakai candle weekly, pasti kita akan beli di harga yang lebih mahal. Tapi dari segi probability, potensi harga bergerak naik dalam beberapa candle stelah kita beli, itu cukup besar..
Sekarang coba kita liat AISA weekly, ya.
Candle AISA jumat lalu (14 agustus 2015), highest = 1860 —> jangan lupa, ini chart WEEKLY, ya..
Bila jumat ini (21 agustus 2015), AISA close di atas 1860, brarti AISA sudah rebound.
Ternyata jumat ini, AISA close di 1575 (harga close sesi 1). Berarti kita bisa bilang AISA belum rebound.
Candle weekly jumat ini (21 agustus 2015), highest AISA = 1795.
Jadi bila jumat depan (28 agustus 2015) AISA close di atas 1795, berarti AISA sudah rebound.
Saya ngga bahas ttg candlestick untuk exit di sini, ya. Krn asumsi saya, kalo kita investor, mestinya kita pakai patokan LK aja buat exit. laba turun, kita jual. atau kita mau switching ke saham lain yang lebih bagus. kalo mau trading, ya silakan diatur aja exit strategy-nya masing2.. 🙂
Mudah-mudahan bisa dimengerti dan dipelajari ya, tulisan saya ttg candlestick ini. Saya senang sekali dengan pemakaian candlestick, terutama bila menghadapi candle-candle yang sudah turun terus atau naik terus beberapa batang. Biasanya berakhirnya atau berawalnya suatu trend naik atau suatu trend turun pun bisa dilihat dari bentuk candlenya. Jadi saya sarankan untuk belajar sedikit tentang candlestick. Tapi candlestick ini ngga bisa dipakai dalam kondisi sideways.
Buat yang seneng beli saham ketika panic selling, belajar candlestick akan sangat membantu kita dalam menentukan waktu yang bagus dalam membeli saham ketika market sedang dihajar habis-habisan (bukan beli at the lowest price ya, tapi beli ketika bull sudah kelihatan masuk lagi ke saham itu).
Dulu saya ngga selalu pakai TA dalam beli saham. Tapi mulai sekarang, saya akan lebih banyak menggunakan TA. jadi nanti kalo ada tips2 cara penggunaan TA yang simpel, saya share lagi ya.. 🙂 selamat belajar, mdh2an ilmunya bs meningkatkan cuan.. 🙂
Regards,
V3
